Era Arab Spring
Terpaan badai Arab Spring mulai 2011 telah merontokkan beberapa kekuatan besar di jazirah Arab termasuk Suriah. Badai itu kemudian dimanfaatkan dengan sangat baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Apalagi, di bawah rezim Assad, Suriah melalui reformasi ekonomi rada neoliberal tidak berhasil menyejahterakan rakyat. Reformasi ini diperburuk kesenjangan kekayaan, yang dikombinasikan dengan resesi.
Kemudian, disusul oleh beberapa tahun kekeringan yang menyebabkan virus Arab spring cepat menyebar seiring kebangkitan dunia Arab.
Padahal, sebelumnya Presiden Bashar al- Assad dengan sangat optimistis yakin badai itu akan berlalu dan tidak akan menerpa Suriah. Pasalnya, rakyat Suriah secara umum telah memperoleh hak-hak mereka secara adil sehingga tidak ada alasan bagi rakyat Suriah untuk melakukan revolusi di negara tersebut.
Namun, kesempatan emas itu nampaknya tidak disia-siakan oleh pihak-pihak tertentu. Terbukti dengan merebaknya amunisi perlawanan rakyat yang dimotori oleh kelompok minoritas di negera tersebut.
Menurut informasi dari pejabat Suriah, pihak yang berkepentingan sengaja mendukung kelompok minoritas untuk melakukan perlawanan demi suksesnya target jahat dalam menghancurkan Suriah dari dalam.
Dengan kehancuran Suriah maka kelompok negara-negara Arab yang selama ini berseberangan dengan Suriah akan mendominasi liga Arab. Mereka mendorong lembaga tertinggi negara-negara Arab itu untuk membekukan keanggotaan Suriah. Dengan demikian mereka dengan leluasa menyerahkan kasus Suriah kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera diselesaikan secara internasional.