Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertempuran Berlanjut, 77 Warga Tewas di Ghouta

Sedikitnya 77 orang tewas di Ghouta timur yang dikepung pasukan Pemerintah Suriah dalam satu pertempuran paling sengit sejak Dewan Keamanan PBB memberlakukan gencatan senjata dan Presiden Rusia memerintahkan jeda waktu lima jam sehari di wilayah itu.
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters
Tentara Rusia dan Suriah di Ghouta Timur, Damaskus./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA — Sedikitnya 77 orang tewas di Ghouta timur yang dikepung pasukan Pemerintah Suriah dalam satu pertempuran paling sengit sejak Dewan Keamanan PBB memberlakukan gencatan senjata dan Presiden Rusia memerintahkan jeda waktu lima jam sehari di wilayah itu.

Sebanyak 12 orang lagi tewas pada Minggu (4/3/2018) waktu setempat. Akan tetapi mayatnya baru ditemukan kemarin, menurut sejumlah dokter sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Selasa (6/3/2018).

Pertempuran terus terjadi meski tenaga kemanusiaan pemberi bantuan berdatangan. Dua pekan setelah pasukan pemerintah kembali melakukan serangan telah menyebakan 700 warga sipil tewas.

Konvoi tenaga kemanusiaan yang terdiri dari 46 truk gabungan dari International Committee for the Red Cross (ICRC), the Syrian Arab Red Crescent dan PBB diizinkan masuk membawa bahan makanan.

Bahan makanan itu dibagikan untuk 27.000 dari 400.000 warga yang terjebak dalam pertempuran.

Bantuan itu merupakan yang pertama mencapai Ghouta timur dalam beberapa pekan terakhir. Namun demikian, tenaga kemanusiaan menyatakan militer Suriah melarang bantuan masuk membawa bahan obat-obatan bagi mereka yang sakit.

Pertempuran yang berlangsung membuat konvoi bahan makanan terpaksa meninggalkan tempat itu sebelum selesai membongkar muatannya. Pawel Krzysiek, Kepala komunikasi ICRC di Suriah, mengatakan bahwa situasi bagi warga sipil yang terjebak peperangan sangat mengkhawatirkan.

Krzysiek menyebut ribuan warga sipil berlindung di tempat perlindungan sementara selama dua pekan. Mereka hidup tanpa air dan sanitasi yang baik.

“Dibutuhkan waktu lebih dari 15 hari bagi anak-anak mereka untuk melihat matahari. Tidak ada kemungkinan untuk pergi keluar karena pertempuran tidak berhenti,” katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper