Bisnis.com, JAKARTA -- Maraknya kasus penyerangan ulama yang viral di media sosial sebagian besar adalah hoax alias berita bohong.
Ketua Satgas Nusantara Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menyebutkan dari 45 kasus yang viral, hanya 3 yang benar-benar terjadi. Ketiga kasus itu adalah kasus penganiayaan terhadap Kiai Umar Basri di Cicalengka, Jawa Barat; kasus Ustaz Prawoto di Bandung, Jawa Barat; dan kasus perbuatan tidak menyenangkan yang menimpa Kiai Mubarok di Jawa Timur.
"Jadi, kalau kita lihat dari 45 peristiwa, hanya 3 kejadian yang betul-betul nyata kejadian. Kemudian yang 42 lainnya adalah hoax," ungkapnya, Senin (5/3/2018).
Gatot mengatakan dari pendalaman polisi terhadap peristiwa-peristiwa tersebut, belum ditemukan hubungan yang jelas mengenai siapa oknum yang terlibat di dunia nyata. Namun, desain untuk memviralkan berita hoax justru terlihat di media sosial.
"Di media sosial kami temukan koneksi ini, yang didesain sedemikain rupa seolah-olah terjadi suatu penyerangan ulama yang pasif," tambahnya.
Tim Siber Polri juga menemukan fakta bahwa oknum penyebar isu hoax di media sosial ini tergabung dalam jaringan ini adalah orang-orang eks Saracen dan Muslim Cyber Army (MCA) dengan motif politik. Dengan menyebarkan isu bohong, kelompok-kelompok itu disebut berharap dapat mengikis pemerintahan yang sah dengan menimbulkan keresahan di masyarakat.
Sebelumnya, Tim Siber Bareskim Polri menangkap Bobby Gustiono, pemilik akun Facebook (FB) Bobby Gustiono dan Bobby Siregar, saat akan menghilangkan barang bukti postingan Hate Speech (Ujaran Kebencian), SARA dan hoax.
Pelaku tertangkap di rumah mertuanya di Kel. Aras Panjang, Kec. Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Begadai, Sumatera Utara. Bobby diketahui tergabung dalam The Family Team (TFT) MCA.
Lewat kedua akun Facebook-nya tersebut, pria berusia 35 tahun ini sering mengunggah ujaran kebencian, hoax, serta SARA ke lebih dari 50 grup Facebook yang diikutinya.