Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencatan Senjata Inisiatif Rusia Berhasil Redam Serangan di Suriah

Gencatan senjata lima jam sehari yang diberlakukan Rusia di Suriah mulai berjalan hari ini, Selasa (27/2/2018) di wilayah Ghouta.
Seorang tentara Turki berdiri di sebuah kendaraan lapis baja di sebuah desa dekat perbatasan Turki-Suriah di provinsi Hatay./Reuters
Seorang tentara Turki berdiri di sebuah kendaraan lapis baja di sebuah desa dekat perbatasan Turki-Suriah di provinsi Hatay./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Gencatan senjata lima jam sehari yang diberlakukan Rusia di Suriah mulai berjalan hari ini, Selasa (27/2/2018) di wilayah Ghouta.

Dengan perintah itu penduduk yang terkena dampak bisa mengungsi dari wilayah yang tengah berkecamuk perang. Dalam beberap hari terakhir pasukan pemerintah Suriah terus melancarkan serangan besar-besaran terhadap kelompok pemberontak

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata mulai pukul 09:00 hingga pukul 14:00 sore setiap hari. Akibatnya, tenaga bantuan kemanusiaan bisa menjalankan tugas mereka setelah ratusan orang terbunuh akibat perang sejak 18 Februari lalu.

The Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan suasana tenang mulai terasa di hampir seluruh wilayah Ghouta sejak tengah malam. Padahal, pada paginya paginya empat roket sempat menghantam Kota Douma sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (27/2/2018).

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan gencatan senjata itu telah disepakati oleh pasukan pemerintah Suriah. Tujuannya adalah untuk membantu ewarga sipil meninggalkan wilayah mereka dan mempermudah mengevakuasi mereka yang sakit dan luka-luka.

Akan tetapi juru bicara Failaq al-Rahman, salah satu kelompok pemberontak di Ghouta bagian timur, menuding Rusia memberi pilihan kepada warga dibunuh atau meninggalkan tempat.

Ghouta timur merupakan basis pertahanan terakhir bagi pemberontak yang berupaya menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad. Pemimpin itu menghadapi pemberontak di berbagtai wilayah, namun mendapat dukungan dari Rusia dan Iran.

Lebih dari 500 orang tewas dalam delapan hari penyerangan paling mengerikan dari rezim Bashar al-Assad dan sekutunya dalam tujuh tahun peperangan. Sekjen PBB António Guterres menyebut si Suriah sudah seperti neraka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper