Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng Jepang untuk merintis arsip digital. Upaya itu dilakukan untuk membangun sistem data kebudayaan terpadu.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan melalui kerja sama tersebut, pemerintah ingin merintis kearsipan digital terkait warisan budaya Indonesia untuk masa depan.
“Di dalamnya mengatur tentang sistem data kebudayaan terpadu. Melalui kerja sama ini, kami sedang merintis kearsipan digital warisan budaya kita untuk masa depan bangsa,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/2/2018).
Untuk merintis kerja sama tersebut, Kemendikbud menggelar seminar dengan menghadikan Profesor Sekolah Pascasarjana Teknik dari Universitas Kyoto Ari Ide-Ektessabi. Seminar Arsip Digital itu merupakan salah satu agenda yang tertuang dalam UU No. 5/ 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Ari Ide-Ektessabi mengatakan Indoensia adalah negara yang kaya akan budaya dan beragam warisan budaya. Arsip digital membantu untuk merawat warisan tersebut sehingga tidak mengalami kerusakan.
“Bila hal tersebut tidak diarsipkan dan didigitalisasi, akan sayang sekali apabila suatu hari mengalami kerusakan. Untuk itu, kami siap membantu Indonesia untuk membuat sebuah sistem data kebudayaan dalam bentuk digital seperti yang kami lakukan di Jepang,” katanya.
Tawaran Jepang kepada Indonesia dalam mendukung penyelenggaraan Seminar Arsip Digital merupakan titik tolak dalam mewujudkan kerja sama dalam pengembangan arsip digital. Jepang merupakan negara yang memiliki peradaban kebudayaan yang tinggi dan sudah sejak lama melakukan digitalisasi arsip dalam pengelolaan arsip warisan budayanya.
Penyelenggaraan Seminar Arsip Digital ini juga menjadi salah satu momentum dalam memperingati perayaan hubungan bilateral Indonesia-Jepang ke-60 pada 2018. Sebelumnya, Kemendikbud telah menandatangani dokumen kesepakatan kerja sama antara Direktorat Jenderal Kebudayaan dengan Kedutaan Besar Jepang.
