Kabar24.com, PADANG—Kantor Staf Presiden menyatakan sekitar 50% aparatur sipil negara, ASN, masih berketerampilan rendah, sehingga menghambat reformasi birokrasi.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho menyebutkan esensi dari konsep revolusi mental yang digagas pemerintahan Jokowi – JK, salah satunya adalah mereformasi birokrasi agar lebih profesional.
“Saat ini, 50% ASN adalah tenaga administrasi dengan keterampilan yang rendah, dan birokrasi ini sering digambarkan menghambat perubahan, sehingga perlu revolusi mental,” katanya di Padang, Selasa (20/2/2018).
Menurutnya, revolusi mental penting dilakukan guna mempercepat reformasi birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel, dan profesional.
“Caranya dengan menerapkan sistem penggajian tunggal dan merit system dalam penempatan,” ujar Yanuar dalam diskusi Roadshow Capaian Tiga Tahun Jokowi-JK di kampus Universitas Andalas, Padang.
Dengan begitu, imbuhnya, tidak ada lagi pengangkatan ASN dengan alasan sudah mengabdi sekian tahun. Paling penting, rekrutmen dilakukan berdasarkan pertimbangan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.
Baca Juga
Dia mengungkapkan bentuk upaya reformasi birokrasi lainnya adalah sikap lebih terbuka dan transparan, sehingga rapat kerja bisa diakses dengan pengadaan barang dan jasa dilakukan secara elektronik.
“Termasuk juga musrembang desa sampai nasional prosesnya harus terbuka dan bisa diakses siapa saja,” katanya.
Rektor Unand Tafdil Husni menyebutkan diskusi publik ini penting untuk menjadi forum kritis dan memberikan masukan bagi pemerintah, sehingga program kerja yang direncanakan berjalan baik.
“Forum ini bisa dimanfaatkan akademisi dan mahasiswa untuk menyampaikan masukan dan kritikan terhadap pemerintahan yang tengah berjalan, sehingga program pemerintah memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” katanya.