Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengeluhkan minimnya anggaran kementeriannya, sehingga upaya untuk menyelesaikan persoalan perempuan dan anak tidak optimal.
Padahal, isu perempuan dan anak sampai ke pelosok negeri, sehingga jangkauan sosialisasinya perlu terus ditingkatkan. Hanya saja, untuk menjangkau masyarakat di pedesaan, pihaknya mengaku sulit untuk melakukannya.
“Mungkin masalah kita itu anggaran kecil, tidak seperti kementerian teknis lainnya,” tuturnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (12/2/2018).
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa) sejauh ini mendapat pos anggaran sekitar Rp500 miliar. Dengan postur anggaran sebesar itu, lanjut Yohana, diperlukan waktu untuk mengatasi permasalahan perempuan dan anak.
Menanggapi persoalan gizi buruk di Asmat, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk kepala daerah setempat. Lagi-lagi, karena terbatasnya anggaran, Yohana berpartisipasi mencari solusi lewat penelitian.
“Saya tidak bisa bicara masalah otonomi khusus. Hanya saja, dari apa yang kita lihat, penanganan masalah perempuan dan anak perlu ditingkatkan. Saya akan membuat penelitian terlebih dahulu.” tambahnya.