Kabar24.com, JAKARTA - Penghargaan bergengsi Hadiah Sastera Rancagé 2018 diumumkan. Pengumuman berlangsung di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung, Rabu (31/1/2018) dalam gelaran manghayubagya milangkala atau hari ulang tahun Ajip Rosidi ke-80.
Hadiah Sastra Rancage yang digagas dan diprakarsai sastrawan Ajip Rosidi yang mulai digelar pada1989 ini merupakan ajang yang ajek ditaja setiap tahun dalam mengapresiasi karya sastra berbahasa daerah.
Sastrawan Lampung tercatat sudah beberapa kali berhasil membukukan prestasi dalam ajang ini antara lain Udo Z. Karzi alias Zulkarnain Zubairi, Fitriyani, dan Asarpin Aslami.
Hadiah Rancagé 2018 untuk sastra Lampung, kali ini, disabet Muhammad Harya Ramdhoni melalui bukunya bertajuk Semilau, Sang Rumpun Sajak yang diterbitkan Pustaka LaBrak, Bandar Lampung.
Dengan kemenangannya ini Harya Ramdhoni berhak mengantongi hadiah uang Rp5 juta dan piagam penghargaan Rancage.
Dalam rilisnya, Yayasan Budaya Rancage menulis Ramdhoni, sebelumnya telah memperkenalkan diri dengan roman Perempuan Penunggang Harimau (2011) dankumpulan cerpen Kitab Hikayat Orang-orang yang Berjalan di Atas Air (2012).
“Harya Ramdhoni memperlihatkan dirinya mampu menulis prosa, baik berupa roman maupun cerpen. Sekarang dia membuktikan bahwa menulis puisi pun dia bisa," ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi mengapresiasi sajak-sajak Ramdhoni dalam antologi Semilau, sebagaimana siaran pers yang diterima Bisnis.com pada Kamis (1/2/2018).
Buku antologi Semilau memuat 69 sajak dan hampir semuanya bertutur mengenai legenda atau sejarah Kerajaan Sekala Brak (Skala Baka) di wilayah yang kini termasuk Lampung Barat, Provinsi Lampung, dan tersisip di sela-selanya pengalamannya baik pengalaman sosial maupun pengalaman personal.
Bahasa yang dipergunakannya adalah dialek Lampung Barat. Bahasa Lampung Barat adalah salah satu dari dua dialek bahasa Lampung. "Maka setelah dipertimbangkan dengan bijaksana, hadiah Rancagé tahun 2018 buat sastra Lampung disampaikan kepada Semilau, Sang Rumpun Sajak," kata sastrawan yang lama bermukim di Jepang ini.
Tahun ini, ada enam bahasa yang masuk dalam pemilihan pemenang hadiah Rancagé, yaitu Sunda, Jawa, Bali, Lampung, Batak, dan Banjarmasin.
Dari 28 judul buku sastra Sunda yang terbit 2017, 15 judul yang dinilai, lalu dipilih dua nominasi yaitu Hiji Tanggal nu Dipasinikeun karya Wahyu Wibisana dan Miang karya Nazarudin Azhar.
Akhirnya diputuskan pemenang Hadiah Sastra Rancage untuk Sastra Sunda adalah Nazarudin Azhar dengan kumpulan sajaknya, Miang.
Pemenang hadiah sastera Rancagé 2018 untuk Bahasa Jawa Suharmono K. untuk kumpulan cerkaknya, Kakang Kawah Adi Ari-ari. Dia menyisihkan 20 karya lainnya yang dinilai.
Untuk sastra Bali, Hadiah Rancage 2018 dimenangkan Nirguna (I Gdé Agus Darma Putra) untuk karyanya, Bulan Sisi Kauha. Hadiah sastera Rancagé untuk sastra Batak tahun 2018 diberikan kepada Bangso nu Jugul Do Hami, kumpulan sajak Panusunan Simanjuntak.
Sedangkan Hadiah Rancagé untuk sastra Banjarmasin 2018 akan diserahkan kepada Pilanggur kumpulan cerpen karya Hatmiati Masy’ud.
Selain hadiah sastera Rancagé 2018, diberikan juga Hadiah Samsudi untuk buku bacaan anak-anak yang terbit dalam Bahasa Sunda. Penerima Hadiah Samsudi tahun ini adalah Tetti Hodijah untuk karyanya berjudul Ulin ka Monumén.
"Penyerahan hadiah Rancagé dan Samsudi tahun 2018 berupa piagam dan uang Rp5 juta akan dilakukan di Perpustakaan Ajip Rosidi, Jl. Garut No. 2, Bandung. Waktunya akan ditentukan kemudian," ucap Ajip, sastarawan yang digolongkan ‘paus sastra’ HB Jassin dalam kelompok Sastrawan Angkatan 66.