Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Serikat Pekerja IG Metall Serukan Mogok Kerja 24 Jam Pekan Depan

Serikat pekerja logam Jerman, IG Metall, menyerukan mogok kerja selama 24 jam setelah perundingan terkait tuntutan yang diajukan oleh pekerja industri di negara tersebut menemui jalan buntu.
M. Nurhadi Pratomo
M. Nurhadi Pratomo - Bisnis.com 28 Januari 2018  |  02:15 WIB
Serikat Pekerja IG Metall Serukan Mogok Kerja 24 Jam Pekan Depan
Protes IG Metall di Berlin. - Reuters/Axel Schmidt

Kabar24.com, JAKARTA - Serikat pekerja logam Jerman, IG Metall, menyerukan mogok kerja selama 24 jam setelah perundingan terkait tuntutan yang diajukan oleh pekerja industri di negara tersebut menemui jalan buntu.

IG Metall merupakan serikat pekerja paling berpengaruh di Jerman dengan merepresentasikan lebih dari 3,9 juta tenaga kerja. Dalam tuntutannya, mereka meminta adanya kenaikan gaji sebesar 6% serta pemangkasan waktu kerja.

Joerg Hofmann, Pemimpin IG Metall, mengatakan aksi mogok selama sehari penuh tersebut akan dilakukan pada pekan depan. Menurutnya, langkah tersebut bakal menggangu proses produksi di industri.

“Aksi ini akan membuat para pemilik perusahaan terluka. Proses pembuatan produk yang tengah dikerjakan bakal terhenti,” ujarnya pada Sabtu (27/1/2018).

Pertemuan yang berlangsung pada Jumat (26/1/2018) waktu setempat, antara IG Metall dan perwakilan pengusaha tidak membuahkan hasil. Dengan demikian, telah dilakukan lima pertemuan yang belum berbuah kesepakatan antara serikat pekerja dan perusahaan.

Sementara itu, para pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa serta politisi mengamati proses perundingan yang dilakukan dengan ketat. Terlepas dari terganggunya proses produksi pabrik, para ekonom mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari stagnasi upah yang terjadi di Jerman.

Apabila negara paling makmur di Eropa tidak dapat meningkatkan gaji, tantangan lebih besar dihadapi oleh negara lainnya. Kondisi itu bakal menyulitkan Bank Sentral Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

jerman serikat pekerja
Editor : M. Syahran W. Lubis

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top