Kabar24.com, JAKARTA - Persahabatan Indonesia-Pakistan bukan persahabatan yang baru saja terjalin. Namun persahabatan ini telah terjalin sejak lama, bahkan berpuluh tahun yang lalu.
“Kedua negara kita sama-sama menjadi inisiator Konferensi Asia Afrika. Kedua negara juga konsisten membantu perjuangan rakyat Palestina di berbagai forum. Saya yakin kesamaan visi ini dapat dikembangkan menjadi kerja sama di berbagai bidang,” kata Presiden Joko Widodo.
Kepala Negara mengemukakan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi di Kantor Perdana Menteri dalam keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu (27/1/2018).
Oleh karenanya, Jokowi meyakini kunjungan kenegaraannya ke Pakistan akan menjadi perekat baru untuk memperkokoh kerja sama dan persahabatan kedua negara. Untuk itu, Presiden memfokuskan pada tiga isu bilateral utama yaitu kerja sama ekonomi, hubungan antarmasyarakat dan kerja sama untuk Palestina.
Presiden mengatakan bahwa nilai total perdagangan setelah implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antar kedua negara mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2013. Pada 2016 mencapai US$2,1 miliar atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun.
Perundingan sektor lain, seperti jasa dan investasi dapat dimulai setelah perjanjian sektor barang diimplementasikan. Guna terus meningkatkan perdagangan, Presiden menyambut baik penandatangan nota kesepahaman dalam promosi dagang bersama.
Baca Juga
“Di bidang investasi, saya menyambut baik pembentukan joint venture penyimpanan dan pengolahan minyak kelapa sawit di Port of Qosim, Karachi. Kerja sama ini akan dapat menjadikan Pakistan sentra perdagangan kelapa sawit dan olahannya di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” ucap Presiden.
Adanya penandatanganan Inter Government Agreement oleh menteri energi kedua negara disambut baik Presiden Jokowi.
Indonesia akan mengekspor gas alam cair (LNG) ke Pakistan selama 10 tahun, dengan opsi tambahan 5 tahun, masing-masing 1,5 juta ton per tahun.
“Indonesia juga mengharapkan penguatan kerja sama energi di masa mendatang seperti kemungkinan investasi perusahaan Indonesia untuk pembangunan fasilitas regasifikasi LNG dan saling berbagi pengalaman dan keahlian dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan,” kata Presiden Jokowi.
Selain itu, dalam pertemuan bisnis yang berlangsung pada Jumat (26/1/2018), diperoleh nilai transaksi US$115 juta antara lain peningkatan perdagangan di bidang kelapa sawit, batu bara, cocoa, kopi, the, dan lain-lain.
Hal lainnya yang juga dibahas dalam pertemuan itu adalah penguatan hubungan antarmasyarakat kedua negara, termasuk peningkatan arus wisatawan dan dunia usaha. Kedua pemimpin sepakat dunia usaha dua negara harus direkatkan.
Di akhir pertemuan, Presiden Jokowi menyerukan dukungan bersama untuk Palestina. Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan kepada PM Abbasi agar, “Ke mana pun kita pergi, lobi untuk mendapatkan dukungan bagi kemerdekaan Palestina harus terus dilakukan demi kemanusian dan keadilan.”
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mendag Enggartiasto Lukita, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, dan Duta Besar RI untuk Pakistan Iwan Suyudhie Amri.