Bisnis.com, JAKARTA - Bambang Soesatyo, wartawan Harian Umum Prioritas pada 1985, Senin (15/1/2018) akan dilantik menjadi Ketua DPR, menggantikan Setya Novanto.
Pelantikan Pemimpin Redaksi Harian Umum Suara Karya (2004) itu ditetapkan setelah Rapat Badan Musyawarah DPR RI pada Senin (15/1) siang memutuskan akan menggelar Rapat Paripurna DPR dengan agenda melantik Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR pada Senin (15/1) sore.
"Keputusan Bamus untuk melaksanakan Rapat Paripurna DPR hari ini pukul 16.00 WIB dengan agenda pelantikan," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem Jhonny G. Plate, di Jakarta, Senin (15/1/2018).
Dia mengatakan Rapat Bamus hanya membahas surat masuk dari Fraksi Golkar yang mengusulkan Pemimpin Redaksi Majalah INFO BISNIS 1991,Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.
Bendahara Fraksi PDI Perjuangan Alex Indra Lukman mengatakan Rapat Bamus sengaja menentukan Rapat Paripurna pada sore hari karena untuk memberikan kesempatan kepada anggota DPR yang berada di luar DPR untuk bisa hadir.
"Rapat Konsultasi Pengganti Bamus memiliki kewenangan untuk menetapkan jadwal Rapat Paripurna," ujarnya.
- Calon Ketua DPR, Bambang Soesatyo Keluar dari Pansus KPK
- KETUA DPR: Malam Ini Golkar Rapat, Besok Pengganti Setya Novanto Diumumkan
- Bamsoet Jadi Ketua DPR, Wapres JK: Ya Enggak Apa-apa
Dia mengatakan Rapat Bamus memberikan ruang kepada 560 anggota DPR untuk menghadiri Rapat Paripurna DPR.
Ketua Fraksi Partai Hanura Nurdin Tampubolon menjelaskan seluruh persyaratan yang dibutuhkan dalam melantik Bambang sudah terpenuhi semuanya yaitu pengusulannya telah ditandatangani oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ketua Fraksi Golkar dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar yang ada di DPR.
"Sehingga beliau memang sudah bersyarat untuk dilantik menjadi Ketua DPR RI kira-kira setahun lebih atau sampai Oktober 2019," katanya.
...beliau memang sudah bersyarat untuk dilantik menjadi Ketua DPR RI
Dia menjelaskan pelantikan tersebut harus segera dilakukan dan dalam Rapat Bamus disepakati dilantik di Rapat Paripurna DPR.
Baca Juga
No | Foto | Nama (Lahir-Wafat) | Dari | Sampai | Parpol | |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Sartono (1900-1968) | |||||
Zainul Arifin (1909-1963) | ||||||
Arudji Kartawinata (1905-1970) | ||||||
Mursalin Daeng Mamangung (1922-) | ||||||
Achmad Sjaichu (1923-1995) | ||||||
Idham Chalid (1921-2010) | ||||||
Adam Malik (1917-1984) | ||||||
Daryatmo (1925-) | ||||||
Amir Machmud (1923-1995) | ||||||
Kharis Suhud (1925-2012) | ||||||
Wahono (1925-2004) | ||||||
Harmoko (1939-) | ||||||
Akbar Tandjung (1945-) | Golkar | |||||
Agung Laksono (1949-) | Golkar | |||||
Marzuki Alie (1955-) | Demokrat | |||||
Setya Novanto (1954-) | Golkar | |||||
Fadli Zon (1971-) (Pelaksana Tugas) | Gerindra | |||||
Ade Komarudin (1965-) | Golkar | |||||
Setya Novanto (1954-) | Golkar | |||||
Fadli Zon (1971-) (Pelaksana Tugas) | Gerindra | |||||
Bambang Soesatyo (1962-) | Golkar |
wikipedia.org
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto resmi mengumumkan bahwa partainya mengajukan Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR, menggantikan Setya Novanto.
"DPP Partai Golkar memutuskan dan menetapkan Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR," kata Airlangga dalam konferensi pers di Fraksi Partai Golkar DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan keputusan partainya itu diambil setelah melakukan komunikasi dengan para senior Golkar terkait siapa kader partai tersebut yang cocok menduduki jabatan tersebut.
Airlangga mengatakan setelah melakukan komunikasi strategis di internal dan komunikasi politik, maka diputuskan Bambang sebagai Ketua DPR karena memiliki pengalaman lengkap.
"Bambang Soesatyo memiliki pengalaman panjang di DPR sehingga memahami hakikat sistem dan kelembagaan DPR, memiliki konseptual dalam ide dan gagasan. Dan Pak Bambang merupakan alumni wartawan sehingga dapat berkomunikasi yang baik," ujarnya.