Kabar 24.com,JAKARTA - Pengamat politik Muradi mengatakan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) perlu melihat realitas politik dalam proses lobi dengan PDI Perjuangan terkait Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Utara (Pilgub Sumut) dengan tampilnya komposisi Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Soalnya, Muradi menganggap duet Djarot-Sihar yang diusung PDIP merupakan kombinasi yang pas.
"Kalau dipaksakan wakil gubernur dari PPP calonnya siapa?" kata Muradi saat dihubungi , Selasa (9/1/2018) malam.
Pasangan tersebut, kata Muradi, dianggap sebagai "komposisi etnik" yang baik jika melihat karakter masyarakat Sumatera Utara.
Muradi merasa sebagai putra daerah Sihar dapat merepresentasikan masyarakat setempat. Ia juga merupakan anak pengusaha besar, DL Sitorus, yang memiliki jejaring luas di daerahnya.
Sementara, Djarot adalah sosok yang memiliki popularitas tinggi semenjak menjabat sebagai Wakil Gubernur dan kemudian Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baca Juga
Dia juga dikenal sebagai kepala daerah yang kerap melakukan reformasi birokrasi di daerah yang ia pimpin.
"Kalau komposisi lawannya Letnan Jenderal Edy Rahmayadi-Musa Rajecksyah, maka tidak ada pilihan selain mengusung Djarot-Sihar," tutur Muradi.
"Kita kan bicara soal popularitas dan elektabilitas.”
Hingga saat ini PDIP masih melakukan lobi politik dengan PPP ihwal pemberian dukungan kepada Djarot-Sihar. Masalahnya, di Sumatera Utara PDIP kurang 4 kursi dari syarat 20 kursi untuk dapat mendaftarkan Djarot-Sihar.
Di satu sisi, PPP memiliki kursi yang cukup untuk mengisi kekurangan tersebut. Lobi yang alot disinyalir akibat PPP menginginkan calon wakil gubernur diisi oleh kadernya.
Di lain pihak, duet Edy-Ijek Senin, 8 Januari kemarin telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemlihan Umum Sumatera Utara untuk Pilgub Sumut. Pasangan tersebut didukung Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Golkar, dan Partai Hanura. Sementara kemarin, pasangan JR. Saragih dan Ance Silian yang didukung Partai Demokrat, PKB, dan PKPI juga telah mendaftarkan diri.