Bisnis.com, JAKARTA - Filipina akan menyampaikan keberatan resmi kepada China terkait pembangunan basis militer di sebuah pulau buatan di Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan Pemerintah China sebelumnya sudah berjanji tidak akan menjadikan pulau tersebut sebagai basis militer. "Jika ini benar terjadi dan kami memiliki bukti China sudah menempatkan tentara serta sistem persenjataan di sana, maka mereka telah ingkar janji," ujarnya seperti dilansir Reuters, Selasa (9/1/2018).
Pernyataan ini disampaikan menyusul tayangan televisi Pemerintah China, CCTV, yang menunjukkan pulau bernama Fiery Cross Reef di Kepulauan Spratly itu sudah berubah menjadi basis militer. Tayangan itu disiarkan pada 30 Desember 2017.
Sebelumnya, AS sudah mengkritik pembangunan fasilitas militer oleh China di pulau buatan itu. AS khawatir hal ini bisa menghambat pergerakan rute perdagangan laut dunia.
Hingga saat ini, belum ada komentar dari Pemerintah China mengenai hal tersebut. Tetapi, Beijing sebelumnya menyangkal tuduhan AS.
Pulau itu memiliki rumah sakit dengan 50 dokter, koneksi internet yang kencang, dan bandara dengan panjang runway 3.160 meter. Beijing menyebutnya sebagai sebuah stasiun pemantau cuaca yang dilengkapi radar.
Selama 27 tahun terakhir, angkatan laut China telah mengirim 1.000 tentara untuk melindungi pulau itu.
Laut China Selatan merupakan area yang sensitif bagi negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk China dan Filipina. Hubungan kedua negara sebenarnya sedang baik setelah Rodrigo Duterte menempati posisi Presiden Filipina.
Duterte memanfaatkan hubungan dengan Negeri Panda untuk mendapatkan investasi dari negara itu.