Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina Protes Pulau Buatan China di Laut China Selatan

Filipina akan menyampaikan keberatan resmi kepada China terkait pembangunan basis militer di sebuah pulau buatan di Laut China Selatan.
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo
Foto aerial dari pesawat militer Filipina memperlihatkan bagaimana China melakukan reklamasi di pulau karang di kawasan Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang letaknya berada di sebelah Barat Palawan, Filipina (11/5/2015)./Reuters- Ritchie B. Tongo

Bisnis.com, JAKARTA - Filipina akan menyampaikan keberatan resmi kepada China terkait pembangunan basis militer di sebuah pulau buatan di Laut China Selatan.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana menyatakan Pemerintah China sebelumnya sudah berjanji tidak akan menjadikan pulau tersebut sebagai basis militer. "Jika ini benar terjadi dan kami memiliki bukti China sudah menempatkan tentara serta sistem persenjataan di sana, maka mereka telah ingkar janji," ujarnya seperti dilansir Reuters, Selasa (9/1/2018).

Pernyataan ini disampaikan menyusul tayangan televisi Pemerintah China, CCTV, yang menunjukkan pulau bernama Fiery Cross Reef di Kepulauan Spratly itu sudah berubah menjadi basis militer. Tayangan itu disiarkan pada 30 Desember 2017.

Sebelumnya, AS sudah mengkritik pembangunan fasilitas militer oleh China di pulau buatan itu. AS khawatir hal ini bisa menghambat pergerakan rute perdagangan laut dunia.

Hingga saat ini, belum ada komentar dari Pemerintah China mengenai hal tersebut. Tetapi, Beijing sebelumnya menyangkal tuduhan AS.

Pulau itu memiliki rumah sakit dengan 50 dokter, koneksi internet yang kencang, dan bandara dengan panjang runway 3.160 meter. Beijing menyebutnya sebagai sebuah stasiun pemantau cuaca yang dilengkapi radar.

Selama 27 tahun terakhir, angkatan laut China telah mengirim 1.000 tentara untuk melindungi pulau itu.

Laut China Selatan merupakan area yang sensitif bagi negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk China dan Filipina. Hubungan kedua negara sebenarnya sedang baik setelah Rodrigo Duterte menempati posisi Presiden Filipina.

Duterte memanfaatkan hubungan dengan Negeri Panda untuk mendapatkan investasi dari negara itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper