Kabar24.com, JAKARTA - Pemerintah Prancis menyatakan kesiapannya untuk bergabung dalam membangun dan mewujudkan proyek Belt and Road yang digagas oleh China.
Hal itu ditegaskan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam kunjungan kenegaraanya ke Negeri Panda tersebut.
Dalam kunjungan tersbeut, dia mengatakan bahwa China dan Eropa harus bekerja sama dalam inisiatif Belt and Road. Seperti diketahui, megaproyek tersebut bertujuan membangun kembali Jalur Sutra modern.
“Bagaimana pun, Jalur Sutra kuno tidak hanya milik orang China. Jika kita tilik lagi, jalur ini dilalui dan dibagi dengan penduduk dari bangsa lain,” kata Macron pada Senin (8/1/2018).
Pernyaataan ini seolah menegaskan posisi Prancis yang tidak ingin terbawa oleh kecurigaan yang berlebihan dari Uni Eropa terhadap megaproyek China ini.
Seperti diketahui, sejumlah pejabat negara di Benua Biru meyakini proyek tersebut merupakan strategi terselubung Beijing untuk menyebarkan pengaruhnya ke Barat.
Hubungan antara China dan Uni Eropa pun beberapa kali memanas lantaran mereka sama-sama memberlakukan pembatasan investasi dari dan menuju kedua kawasan tersebut.
Perselisihan juga beberapa kali terjadi di bidang perdagangan internasional, di mana Uni Eropa menuding China memberlakukan praktik dumping dalam ekspor bajanya.
Proyek Belt and Road diresmikan oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013. Proyek tersebut rencananya digunakan untuk menghubungkan China menuju ke sejumlah kawasan seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan Afrika.
Proyek tersebut rencananya dibangun baik di darat maupun laut. Jinping sendiri menjanjikan dana US$124 miliar untuk mendukung proyek tersebut pada Mei lalu. Namun, proses pengembangan proyek itu menghadapi halangan lantaran menuai kecurigaan dari negara-negara Barat.
Menanggapi isu kecurigaan berlebih bangsa Barat tersebut, Macron mengatakan bahwa proyek infrastruktur dan budaya baru yang dipromosikan oleh China juga dapat memberi keuntungan bagi Prancis dan Eropa.
“Segala macam proyek dan kerja sama akan menguntungkan jika dilakukan dengan semangat kerja sama,” tegas Macron.
Sikap serupa sebelumnya muncul dari Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond. Pada Desember lalu, dia menyatakan bahwa negaranya menginginkan kerjasama yang lebih erat dengan China, terutama dalam proyek Belt and Road.
Sementara itu, Alice Ekman analis IFRI yang merupakan lembaga think-tank asal Paris mengingatkan, bahwa proyek yang dibawa oleh China memuat sejumlah risiko.
Proyek Belt and Road dinilainya sebagai alat untuk mempromosikan standar internasional, peraturan dan norma baru yang berbeda dari yang saat ini digunakan oleh Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.