Kabar24.com, JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana melakukan standardisasi Sistem Pembelajaran Daring Indonesia.
Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (Spada) merupakan salah satu program Kemenristekdikti untuk meningkatkan pemerataan akses terhadap pembelajaran yang bermutu di perguruan tinggi (PT).
"Dengan mempertimbangkan disrupsi teknologi saat ini, minat masyarakat untuk berkuliah melalui aplikasi ini sangat tinggi," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir di Jakarta pada Kamis (4/1/2018).
Pengembangan Spada juga merupakan jawaban atas beberapa tantangan PT, misalnya kapasitas yang terbatas, keterjangkauan PT yang rendah karena sebaran kurang merata, serta masih banyaknya PT yang belum memiliki sumber daya pendidikan yang memadai dan berkualitas.
Sepanjang tahun lalu, Kemenristekdikti mencatat Spada Indonesia telah memiliki 6.927 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini, Spada Indonesia memiliki 51 PT sebagai penyelenggaranya yakni 32 perguruan tinggi swasta dan 19 perguruan tinggi nasional.
Meski demikian dari 51 penyelenggara tersebut, lima perguruan tinggi unggulannya adalah Universitas Muhammadyah Yogyakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Negeri Surabaya.
Nasir menambahkan tiga fitur layanan Spada Indonesia adalah 172 materi terbuka, 143 materi kuliah, dan 253 mata kuliah daring.
Adapun, tiga mata kuliah unggulan dalam program ini mencakup academic writing, pengembangan aplikasi web, dan statistika struktur. Program ini diluncurkan pada 15 Oktober 2014.