Kabar24.com, JAKARTA - Penyiaran sehat akan terealisasi jika penempatannya secara proporsional dengan menyajikan tontonan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Hardly Stefano, mengatakan untuk mewujudkan penyiaran sehat yang sesuai kondisi masyarakat sekarang, penyajiannya tidak bisa dalam bentuk formal karena akan membosankan.
“Konten siaran sekarang harus menarik, tapi juga punya nilai atau value. Harus ada keseimbangan dalam penyajian konten agar semakin banyak orang yang menonton,” katanya pada Kamis (4/1/2018).
Dia, dalam situs resmi KPI Pusat, menjelaskan sebuah siaran yang berkualitas akan berdampak terhadap cara berpikir dan perilaku penontonnya.
Siaran berkualitas, lanjutnya, dapat membentuk penontonnya menjadi lebih baik dan cerdas sehingga ketika ada pilihan mana yang harus didahulukan penonton cerdas atau tontonan berkualitas, pilihannya adalah yang terakhir.
Untuk itu, tambahnya, literasi media harus terus dikembangkan supaya masyarakat dapat mengikuti arah yang sesuai dengan tujuan tersebut dan KPI Pusat juga mendorong melalui regulasi agar penonton menjadi lebih cerdas.
“Kami juga mendorong melalui regulasi agar penonton lebih cerdas. Masyarakat harus bisa selektif, kritis dan berpartisipasi agar penyiaran kita menjadi sehat, berkualitas dan penuh manfaat,” ujarnya.
Sementara itu Komisioner KPI Pusat, Mayong Suryo Laksono mengatakan, KPI merupakan lembaga negara yang mempunyai misi mengawasi dan menjaga kualitas isi siaran dan yang di luar penyiaran bukan menjadi kewenangan KPI.
“Kami masih melakukan kontrol dengan mengacu kepada Undang Undang Penyiaran No.32 Tahun 2002,” katanya di kantor KPI Pusat saat menerima tamu rombongan mahasiswa Univesitas Ibnu Chaldun, Bogor.