Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menggarisbawahi beberapa hal jelang pemilu kepala daerah serentak 2018. Hal-hal tersebut dinilainya berdampak negatif terhadap demokrasi di Indonesia.
Pertama adalah perwira tinggi TNI dan Polri yang masuk dalam kontestasi politik. Dia melihat fenomena ini sebagai masalah dalam proses kaderasasi di tubuh partai politik.
“Partai politik mengutamakan figur atau sosok sehingga mengambil dari kalangan militer atau Polri. Ini karena memang petinggi TNI atau Polri tersebut senang politik atau mereka memang digoda oleh partai politik. Ini berbahaya karena prajurit terbaik perwira aktif meninggalkan profesionalitas,” katanya, Selasa (2/1/2017).
Dia pun mencermati maraknya politik uang termasuk mahar politik. Hal itu, menurutnya bisa menumbuhkan korupsi oleh kepala daerah karena ongkos demokrasi yang tinggi.
Dia mencontohkan, dari hasil riset pihaknya, untuk menjadi bupati saja ongkos yang dibutuhkan minimal bisa mencapai Rp10 miliar. Tak heran jika banyak kepala daerah tertangkap tangan oleh KPK.
Biaya politik yang tak berbanding lurus dengan penghasilan sebagai kepala daerah mendorong penyelenggara negara tersebut mencari dana ilegal. Menurutnya, salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah mendiskualifikasi calon yang terbukti melakukan politik uang.
Baca Juga
“Pilkada bersih harus disisir sampai hulu. Hulunya harus bersih. Tahun lalu sudah banyak kepala daerah kena operasi tangkap tangan KPK. Kalau ini tidak diselesaikan dengan menekan politik uang dengan sanksi tegas saya tidak berharap banyak orang baik [pemimpin bersih] bisa hadir mengurusi republik ini,” ujarnya.
Pangimenyebut politik identitas harus diwaspadai pada pemilu kepala daerah 2018. Dia pun mengamini hal itu bisa dimunculkan seperti dalam pemilu kepala daerah DKI Jakarta 2017 yang dampaknya luar biasa.
“Kita harus belajar pada kasus Ahok. Ahok 70% tingkat kepuasaan masyarakat. Ini jarang incumbent memiliki tngkat kepuasan setinggi itu. Masalahnya Ahok masuk kotak pandora karena menyinggung Al Maidah. Oleh karena itu, calon kepala daerah harus bertarung secara elegan beradu visi,” tuturnya.
