Kabar24.com, JAKARTA--Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru kepada dua pejabat Korea Utara (Korut) karena peran mereka dalam program rudal negara itu.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyebut kedua pejabat itu bernama Kim Jong Sik dan Ri Pyong Chol.
"Kementerian Keuangan menyasar para pemimpin program rudal balistik Korea Utara sebagai bagian dari tekanan maksimal untuk mengisolasi Republik Korea Utara dan mewujudkan Semenanjung Korea yang bebas nuklir," ujar Menkeu AS, Steven Mnuchin dalam pernyataannya sebagaimana dikutip BBC.com, Rabu (27/12).
Nama kedua pejabat itu juga tercantum dalam sanksi baru Dewan Keamanan PBB yang disahkan Jumat lalu.
"Kim Jong-Sik dilaporkan sebagai sosok penting dalam pengembangan rudal balistik Korea Utara, termasuk upaya untuk mengubah bahan bakar cair menjadi bahan bakar padat, dan Ri Pyong-Chol dilaporkan sebagai pejabat penting dalam pengembangan rudal balistik antarbenua," menurut pernyataan Kementerian Keuangan AS.
Karena sanksi tersebut, harta milik kedua pejabat Korea Utara itu yang berada di wilayah yurisdiksi AS, diblokir dan warga negara Amerika Serikat dilarang menjalin kontak bisnis dengan mereka.
Baca Juga
Jumat lalu, PBB memutuskan untuk memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara. Akan tetapi Negara itu menanggapinya dengan nada marah dan menyebut sanksi baru sebagai aksi perang.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak menambah ketegangan dengan Korea Utara. Rusia menyerukan agar proses negosiasi dimulai lagi, ujarnya.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, Lavrov mengatakan retorika agresif Amerika Serikat terhadap Pyongyang tidak dapat diterima.