Kabar24.com,JAKARTA- Bank Indonesia menyatakan bahwa jumlah uang palsu yang beredar di masyarakat semakin hari semakin menurun.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen pengelolaan uang Bank Indonesia Suhaedi dalam konferensi pers yang digelar oleh Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri terkait penangkapan lima orang anggota kelompok pemalsu uang.
"Kepada masyarakat agar tetap tenang dalam menggunakan uang Rupiah kita karena data yang kita olah dari temuan uang yang diduga palsu ini, dari waktu ke waktu sesungguhnya semakin turun," kata Suhaedi, Kamis (7/12/2017).
Dia menjelaskan sepanjang 2015 jumlah temuan uang palsu mencapai 21 lembar dari tiap satu juta lembar uang yang beredar. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan temuan sepanjang 2016 di mana jumlah uang palsu yang beredar mencapai 13 lembar dari setiap satu juta lembar uang beredar.
Adapun untuk Januari hingga Oktober 2017, temuan uang palsu masih ada dengan sebaran tujuh lembar per satu juta lembar uang beredar.
"Ini merupakan upaya keras kita bersama termasuk media, serta masyarakat yang berpartisipasi untuk melakukan pencegahan peredaran uang palsu secara luas," tambahnya.
Baca Juga
Adapun uang yang paling sering dipalsukan adalah pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Seperti yang ditemukan oleh pihak Bareskrim awal Desember 2017. Lima orang pelaku pemalsu uang ditahan termasuk pemodal kegiatan ilegal ini.
Polisipun menyita sejumlah alat bukti termasuk 27 lak uang palsu yang masing-masing lak terdiei atas 100 lembar pecahan Rp100 ribu tahun emisi 2016 yang siap diedarkan.
Menanggapi masih adanya peredaran uang palsu di pasaran Suhaedi berpesan agar masyarakat tetap mengingat dan mempraktikkan slogan 3 D yakni dilihat, diraba, dan diterawang.
"Ke depan kepada masyarakat diminta untuk tenang tapi tetap waspada yaitu dengan ingat selalu 3D. dilihat, diraba, dan diterawang dan kalau menemukan uang yang diduga palsu, segera laporkan kepada aparat kepolisian terdekat untuk ditindaklanjuti," imbau Suhaedi.