Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies Philips Jusario Vermonte mengatakan dari hasil risetnya elektabilitas Presiden Joko Widodo mencapai 59,9%. Di sisi lain persentase tersebut belum terlalu aman untuk menang mutlak di pemilu presiden 2019.
Menurutnya, Presiden Joko Widodo bisa terus mengatrol elektabilitas dengan sisa waktu sekitar 2 tahun ke depan. Asalkan Presiden Joko Widodo konsisten dengan janji saat kampanye di Pilpres 2014.
“Itu mempengaruhi evaluasi masyarakat terhadap kinerja Pak Jokowi. Terutama tiga hal yang menjadi fokus perhatian dan menjadi kebutuhan masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur dan itu saya kira dijalankan,” ujarnya, Senin (4/12/2017).
Di sisi lain kata dia, Presiden Joko Widodo pun harus konsisten dengan menciptakan pemerintahan yang transparan dan jauh dari korupsi.
“Itu menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat saya rasa, sehingga kalau itu bisa dijaga trust-nya bisa dijaga,” ujarnya.
Adapun terkait calon wakil presiden yang cocok untuk mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019, menurutnya, akan tergantung kebutuhan serta kesepakatan partai pengusung.
Baca Juga
“Masih lama, masih panjang, masih relatif cair. Masih saling hitung dan melihat peluang ke depan,” tuturnya.
Dia menambahkan, elektabilitas Joko Widodo pun bisa terpengaruh permasalahan internal Partai Golkar sebagai salah satu pendukung pemerintahan jika partai berlambang beringin itu tidak menyelesaikan masalahnya dengan cepat.
Seperti diketahui, elektabilitas Partai Golkar belakangan ini merosot karena ketua umumnya, Setya Novanto, tersandung msalah korupsi. “Karena bagaimana pun Golkar bagian koalisi dari pemerintahan yang punya komitmen menjalankan program anti korupsi,” ucapnya.