Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

58 Anggota TNI yang Bebaskan Sandera di Papua Terima Penghargaan

Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada 58 prajurit TNI yang terlibat dalam pembebasan sandera di Desa Banti dan Kimbely, Tembagapura, Mimika, Papua. Para prajurit itu mendapat kenaikan pangkat luar biasa.
Warga korban penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11)./ANTARA FOTO-Jeremias Rahadat
Warga korban penyanderaan Kelompok Kriminal Bersenjata tiba di Timika, Papua, Jumat (17/11)./ANTARA FOTO-Jeremias Rahadat

Bisnis.com, JAKARTA -Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada 58 prajurit TNI yang terlibat dalam pembebasan sandera di Desa Banti dan Kimbely, Tembagapura, Mimika, Papua. Para prajurit itu mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Pada Jumat, 17 November 2017, tim gabungan TNI dan Polri berhasil membebaskan sekitar 344 warga sipil dari penyanderaan kelompok bersenjata. "Gerakan separatis ini sudah melakukan pembunuhan, kemudian melakukan penyanderaan. Penyanderaan itu bukan disekap dalam satu ruangan, melainkan di suatu lokasi dan membuat mereka tidak bisa ke mana-mana, tidak mendapat layanan apa pun, pendidikan, kesehatan, dan lainnya," kata Gatot pada Ahad, 19 November 2017 seperti dikutip Tempo.co.

Gatot memberikan kenaikan pangkat kepada para prajurit yang berasal dari kesatuan Batalyon Infanteri 751 Rider Jayapura, Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad tersebut. Upacara penganugerahan kenaikan pangkat luar biasa kepada puluhan prajurit TNI itu berlangsung di Kampung Utikini Lama, Distrik Tembagapura.

Pemberian kenaikan pangkat luar biasa itu, kata Gatot, sedianya dilaksanakan di Desa Kimbely atau Banti. Namun rencana itu dibatalkan lantaran akses jalan ke dua kampung itu dalam kondisi rusak berat lantaran dirusak kelompok bersenjata, beberapa waktu lalu.

Dalam kesempatan itu, Gatot mengungkapkan penderitaan yang dialami warga yang diisolasi oleh kelompok bersenjata sehingga sulit memenuhi kebutuhannya. "Para sandera juga terintimidasi, bahkan 12 wanita dilaporkan mengalami kekerasan seksual," ujarnya. Sebagian warga sipil juga mengaku dijarah dan dirampas harta bendanya.

Gatot mengatakan tindakan tersebut tidak bisa dibiarkan terus berlangsung sehingga, negara melalui aparat TNI dan Polri harus hadir untuk menyelamatkan masyarakat sipil. "Urgensinya, karena penyanderaan sudah dilakukan sejak 1 November dan semakin hari kesehatan para sandera semakin menurun, kelaparan karena persediaan logistik mereka sudah mulai habis, harus segera diambil tindakan tegas," tutur Gatot.

Meski sandera sudah dibebaskan, kelompok bersenjata yang telah menyandera dan menyerang warga serta aparat belum dapat ditangkap. Kelompok itu dikabarkan telah lari ke arah gunung dan hutan di Tembagapura, Papua.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper