Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyanderaan 1.300 Warga Papua: KKB Sandera Karyawan Freeport dan Rusak Jalan Pakai Alat Berat

KKB dikabarkan menyandera karyawan PT Freeport Indonesia dan merusak jalan menuju Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Ilustrasi: Pekerja tambang PT Freeport Indonesia di Papua./Bloomberg-Dadang Tri
Ilustrasi: Pekerja tambang PT Freeport Indonesia di Papua./Bloomberg-Dadang Tri

Kabar24.com, JAYAPURA - Kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Mimika mulai melakukan tindakan provokatif.

KKB dikabarkan menyandera karyawan PT Freeport Indonesia dan merusak jalan menuju Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Perusakan dilakukan dengan menggunakan alat berat, kata Kapolda Papua Irjen Pol Bor Rafli Amar, kepada Antara di Jayapura, Minggu (12/11/2017).

Sejauh ini Polri dan TNI masih mengedepankan langkah persuasif untuk mengatasi keadaan.

Sebelumnya, pada Sabtu Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono mengatakan pasukan TNI dan Polri mendekati kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua yang melakukan penyanderaan dengan cara persuasif.

"Kami melakukan pendekatan dengan cara persuasif, jadi tidak menggunakan cara kekerasan," katanya usai meresmikan prasasti tulisan tangan Presiden pertama RI Soekarno di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (11/11/2017).

Hal senada disampaikan Kapolri dua hari sebelumnya. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan agar jajarannya menggunakan teknik negosiasi dengan melibatkan tokoh setempat untuk membebaskan warga yang disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

"Dengan negosiasi melibatkan (tokoh) gereja dan tokoh adat dan tokoh masyarakat. Mudah-mudahan bisa diselesaikan dengan cara soft dan damai," kata Jenderal Tito di sela-sela acara peluncuran dan lokakarya Modernisasi Polantas Sebagai Implementasi Tahun Keselamatan dan Kemanusiaan, di Jakarta, Kamis (8/11).

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua AKBP Victor Dean Mackbon menegaskan terdapat lebih dari 1.000 warga yang ingin segera dievakuasi dari kampung sekitar Kota Tembagapura yang kini dalam kendali kelompok kriminal bersenjata/KKB.

"Data kita jumlahnya sekitar 1.000-an orang baik warga Papua maupun non-Papua," kata Victor Mackbon di Timika, Rabu (7/11).

Menurut dia, seribuan warga itu kini terjebak di sejumlah perkampungan sekitar Tembagapura seperti Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga Aroanop.

Selain masyarakat biasa yang bermukim di kampung-kampung itu, tidak sedikit dari mereka merupakan pendulang emas tradisional yang selama ini mengais rezeki dengan membangun gubuk-gubuk darurat di sepanjang bantaran Kali Kabur (Sungai Aijkwa) yang mengaliri material tailing atau sisa pasir tambang PT Freeport Indonesia ke wilayah dataran rendah Mimika.

Ada pula yang berprofesi sebagai pedagang barang kebutuhan pokok. Mereka membangun kios-kios dagangan mulai dari Kampung Banti (dekat bekas Kantor Pos Polisi) hingga Kimbeli.

AKBP Victor menampik jika warga khususnya warga non Papua yang berprofesi sebagai pendulang maupun pedagang tersebut dijadikan 'sandera hidup' oleh KKB untuk melakukan perlawanan terhadap aparat.

"Kalau dikatakan disandera tidak juga. Yang jelas mereka tidak diperbolehkan melintas ke Tembagapura. Para pendulang tetap beraktivitas seperti di area Longsoran, Batu Besar, dan Kimbeli. Cuma pergerakan mereka memang dibatasi oleh KKB. Bisa saja mereka mengalami intimidasi," kata Victor.

Aparat keamanan bersama Pemkab Mimika berencana mengevakuasi ribuan warga dari perkampungan sekitar Tembagapura itu ke Kota Timika untuk memudahkan pengejaran KKB yang terus melakukan serangkaian aksi teror penembakan di sekitar Tembagapura dalam beberapa pekan terakhir.

Beberapa tempat telah disiapkan di Kota Timika guna menampung warga yang nantinya dievakuasi dari Tembagapura seperti Graha Eme Neme Yauware, Gedung Tongkonan dan Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) di Jalan Budi Utomo Ujung.

"Ada beberapa tempat yang sudah kita siapkan sebagai alternatif untuk menampung warga yang akan dievakuasi dari Tembagapura. Kami harapkan semua pihak baik TNI-Polri maupun Pemda berperan untuk hadir di tengah masyarakat agar permasalahan ini segera bisa teratasi," kata Victor.

Pada Senin (6/11), Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit melepas ratusan personel Brimob dan TNI yang bertugas melakukan penumpasan KKB di wilayah Tembagapura.

Pasukan yang tergabung dalam Satgas Operasi Terpadu Penanggulangan KKB Papua'itu berkekuatan empat satuan setingkat kompi (SSK), terdiri atas satu SSK Brimob Kelapa Dua,Bogor, berkekuatan 100 orang ditambah tiga SSK personel TNI.

Mereka akan bergabung dengan pasukan TNI dan Polri lainnya yang sudah terlebih dahulu berada di Tembagapura.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper