Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo berpesan kepada seluruh kepala daerah untuk meningkatkan daya beli. Caranya adalah dengan memperbanyak proyek dan program padat karya.
Dalam Pengarahan Presiden Republik Indonesia Kepada Para Gubernur, Bupati dan Walikota Seluruh Indonesia di Istana Negara, Selasa (24/10/2017), Jokowi mengemukakan, untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga, maka pemerintah daerah wajib memprioritaskan anggaran untuk memperbanyak proyek yang bisa menyerap sejumlah besar tenaga kerja.
"Caranya, kabupaten lakukan perbaikan irigasi secara padat karya, jalan-jalan di kampung perbaiki padat karya gak usah pakai hot mix, karena yang kita inginkan adalah cash for work. Nanti tingkat konsumsi bapak dan ibu di daerah akan kelihatan naiknya kalau ini dilakukan," ujarnya.
Selain itu, Kepala Negara kembali menekankan agar kepala daerah mampu memahami politik anggaran. Dia mengatakan, pola yang digunakan sebagian besar kepala daerah, baik gubernur maupun bupati atau walikota, adalah membagi rata seluruh anggaran terhadap jumlah dinas yang ada.
Hal ini, tuturnya, tidak akan membantu percepatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
"Kebanyakan seperti itu dan yang ngedrive itu lebih banyak di kepala dinas keuangan. Saya ingin gubernur, bupati/walikota, saya ingin infrasktruktur 2 tahun rampung. Saya minta 60% anggaran di sini. kalau bapak/ibu berani menentukan seperti itu, barangnya jadi dan rampung, bapak itu meninggalkan legacy yang baik," ujarnya.
Baca Juga
Oleh sebab itu, Jokowi menyebut kepala daerah yang tidak bisa mengendalikan politik anggaran di daerahnya masing-masing sebagai pimpinan yang tidak kuat. "Ini saya ingatkan APBD jadi fokus pada yang diinginkan," tambahnya.
Presiden juga meminta agar kepala daerah memahami dan memerhatikan indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Dalam acara tersebut, Kepala Negara menyebutkan beberapa daerah yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi, seperti Banggai dengan 37%, Blora 23,5%, Bojonegoro dengan 21,9%, Morowali 13,18% dan Mimika 12,7%.
Tak ketinggalan, kabupaten dan kota yang mengalami pertumbuhan minus. Jokowi meminta agar kepala daerah Paser, Bengkalis, Kutai Kartanegara, Berau dan Bontang berhati-hati dan menggenjot kembali laju pertumbuhan ekonomi.