Kabar24.com, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi dan harga ternak sapi.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Amin mengatakan dengan produksi ternak yang didukung stabilitas harga sesuai kebijakan pemerintah, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta penguatan sektor peternakan.
"Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi sapi ternak adalah melalui inseminasi buatan dan metode alamiah. Ini yang dikembangkan di NTB," ujar Amin saat membuka Workshop Kelompok Penerima Paket Bantuan Hibah Ternak di Mataram, Selasa (10/10/2017).
Sejak digulirkannya program Bumi Sejuta Sapi 17 Desember 2008 lalu oleh Gubernur NTB, dalam perkembangannya Provinsi NTB semakin dikenal sebagai ikon produksi sapi ternak.
Kebutuhan akan sapi baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam daerah maupun daerah semakin tinggi.
Terlebih lagi, bagi sebagian besar masyarakat NTB, sapi bukan hanya dijadikan sebagai hewan peliharaan atau ternak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi semata. Namun bagi masyarakat setempat, sapi seringkali secara simbolis memegang peranan penting dalam kegiatan adat, budaya dan religius.
Baca Juga
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Aminur Rahman mengatakan pertemuan ini adalah workshop kelompok penerima barang yang diserahkan kepada masyarakat, yang sumber dananya merupakan APBD 2017.
Maksud dan tujuannya adalah menjamin program bansos dan hibah sesuai aturan dan prosedur yang berlaku sehingga secara hukum tidak menyebabkan adanya kerugian negara, mewujudkan tertib dan kelengkapan administrasi, serta meningkatkan kapasitas kelompok usaha.
Kegiatan yang berlangsung 10-11 Oktober 2017 ini dihadiri 540 orang, terdiri dari 246 kelompok yang diwakili oleh ketua dan bendahara atau sekretaris, 30 petugas teknis kabupaten, narasumber, tim teknis provinsi, dan peserta bidang teknis lainnya.
Di sela acara tersebut juga dilakukan penyerahan secara simbolis biji bibit Lamtoro untuk mendukung pakan ternak. Adapun bansos yang dihibahkan senilai Rp15,87 miliar yang dialokasikan untuk 1.133 ekor sapi, 6.000 ekor unggas, dan 25 unit sarana prasarana peternakan.