Bisnis.com, JAKARTA - Berbagai upaya dilakukan warga untuk bisa bertemu Presiden Joko Widodo saat Kepala Negara melakukan kunjungan di tengah-tengah mereka.
Hal itulah yang dilakukan oleh Rini, seorang warga Desa Transmigrasi Tanjung Buka, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara yang ingin bertemu dan bersalaman dengan Presiden Jokowi, Jumat (6/10/2017).
Peristiwa tersebut terjadi ketika Presiden menghadiri acara penyerahan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Lapangan Agatish, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan dan Rini adalah seorang Ibu penerima bantuan sosial nontunai PKH.
Ketika Presiden menyampaikan sambutan, Rini hanya melihat dari kejauhan dan terkadang tersenyum mendengarkan guyonan Presiden. “Ibu-ibu, siapa yang hafal Pancasila? Angkat tangannya tinggi-tinggi,” kata Kepala Negara, seperti dikutip dari siaran resmi Sekretariat Presiden.
Rini pun mengangkat tangannya setinggi mungkin. Akhirnya, ia pun ditunjuk Presiden untuk maju ke podium bersama seorang siswa SMA dan seorang siswa SD. Rini mendapat giliran pertama ditanya Presiden.
“Ibu, sebutkan Pancasila,” tutur Presiden.
Rini hanya tersenyum mengatakan bahwa dirinya sudah tidak muda lagi dan jangan disalahkan apabila mengucap Pancasila tidak tepat. “Kenapa maju?” tanya Presiden.
“Angkat tangan supaya bisa salaman sama Pak Jokowi. Kan belum tentu 10 tahun lagi bisa salaman. Mau tanam padi banyak, belum tentu bisa ke sana (istana),” ucap Rini.
Presiden tetap meminta Rini mengucapkan Pancasila. Sila pertama, kedua dan ketiga dapat diucapkan dengan baik oleh Rini. Pada saat mengucapkan sila keempat, Rini kurang tepat mengucapkannya. Namun justru Rini menepak lengan Presiden.
”Gak hafal saya yang disalahin,” ucap Presiden yang disambut tawa penerima PKH dan KIP.
Akhirnya Rini pun dapat menyebutkan Pancasila dengan tepat dan memenangkan hadiah sepeda.
Di awal sambutannya, Presiden mengatakan pemberian PKH bertujuan agar anak-anak sehat dan cerdas. “Program ini adalah terutama agar anak-anak kita sehat. Kalau sehat, ke depan akan menjadi cerdas dan pintar,” ucap Presiden.
Presiden pun mengingatkan agar dana bantuan PKH tersebut tidak digunakan untuk membeli rokok. “Diminta suami untuk membeli rokok? Boleh enggak? Enggak boleh,” katanya.
Presiden mengharapkan para ibu dapat menjelaskan dengan baik kepada para suami tentang pemanfaatan PKH.
“Pak, anggaran uang ini untuk anak-anak kita, gizi anak-anak kita, atau sekolah anak-anak kita,” ucap Presiden memberitahu cara ibu-ibu penerima PKH menjelaskan kepada para suami.
Melalui Program Keluarga Harapan (PKH), pemerintah memberikan bantuan sebesar Rp1.890.000 yang dapat diambil dalam empat tahap.
Sementara untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP), Presiden mengingatkan digunakan untuk keperluan berkaitan dengan sekolah. “Untuk beli buku, tas, seragam sekolah. Untuk beli pulsa tidak boleh. Kalau ketahuan untuk membeli pulsa, kartunya detik itu juga dicabut,” ujarnya.
Besarnya bantuan yang diberikan berbeda-beda, yakni siswa SD mendapatkan bantuan Rp450 ribu, siswa SMP menerima Rp750 ribu dan siswa SMA/SMK mendapatkan Rp1 juta. Diharapkan bantuan tersebut dapat membantu para siswa untuk terus melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang SMA/SMK/MA.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie.