Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Wapres Jusuf Kalla Antre Pidato di Markas PBB

Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya saat harus mengantre untuk berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, New Yor, Amerika Serikat.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mewakili Indonesia menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, Kamis (21/9) waktu setempat./Reuters-Eduardo Munoz
Wakil Presiden Jusuf Kalla mewakili Indonesia menyampaikan pidato pada sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di New York, Amerika Serikat, Kamis (21/9) waktu setempat./Reuters-Eduardo Munoz

Kabar24.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya saat harus mengantre untuk berpidato dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat.

Dalam 3 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Wapres JK selalu mewakili presiden dalam event tersebut. Namun, karena posisinya sebagai wapres, dia harus menunggu giliran pidato lebih lama bila dibandingkan dengan negara yang langsung diwakili oleh Kepala Negara, seperti Presiden atau Raja/Ratu.

“Saya kadang-kadang jadi enggak enak juga di PBB itu, kalau pidato selalu dimulai dari presiden, baru kemudian wapres, baru kemudian PM. Kalau ada hadir 60 presiden, maka saya baru bicara ke-61. Panjang sekali giliran,” katanya dalam dialog Centre for Dialogue and Cooperation Among Civilations (CDCC), di Kantor Wakil Presiden, Rabu (4/10/2017).

Wapres mengatakan bahwa gilirannya harus lebih lama sekalipun presiden yang hadir berasal dari negara yang penduduknya lebih sedikit dari Indonesia, seperti Fiji, Maladewa atau Vanuatu yang penduduknya tak lebih dari 300.000 jiwa.

“Walaupun dia presiden penduduknya 11.000 orang, karena dia presiden dia [pidato] duluan di depan saya. Enggak enak juga saya, saya wapres untuk 260 juta penduduk tapi yang untuk 10.000 orang dia lebih kuat dibandingkan dengan saya,” candanya.

Adapun, dalam acara tersebut, Wapres mengimbau semua pihak untuk ikut serta menjaga kedamaian dan menyukseskan kemajuan bangsa.

“Kita harus berusaha keras ciptakan peradaban yang damai. Karena tidak ada peradaban tanpa kedamaian tanpa kemajuan,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper