Kabar24.com, MATARAM -- Sembilan Kabupaten/kota yang terdampak kekeringan di Nusa Tenggara Barat masih berstatus siaga darurat.
Kepala Badan Penanggulanagan Bencana Daerah NTB Muhammad Rum mengatakan hingga saat ini sudah ada tujuh kabupaten/kota yang mengeluarkan SK siaga.
"SK Siaga Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Lombok Utara sedang dalam proses," ujar Rum di Mataram, Minggu (10/9/2017).
Rum menambahkan pihaknya telah melakukan upaya untuk membantu masyarakat terdampak bencana dengan melakukan dropping air bersih sebanyak 12,7 juta liter, meminjamkan mobil tangki, serta melakukan pembangunan sumur bor.
Pihaknya juga telah mengusulkan bantuan dari pemerintah pusat seperti pengajuan dana siap pakai senilai Rp40 miliar ke BNPB pusat serta mengusulkan 55 unit mobil tangki ke Kementerian PUPR
Kekeringan melanda 318 desa di 71 kecamatan yang tersebar di 9 kabupaten meliputi Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima. Sebanyak 640.048 jiwa atau 127.940 KK masyarakat terdampak kekeringan.
Baca Juga
Upaya mengatasi kekeringan sudah dilakukan setiap tahun, namun belum dapat menuntaskan semuanya. Pembangunan sumur bor, pembangunan perpipaan, pemanenan hujan, pembangunan embung, bendung dan waduk telah dapat mengurangi dampak kekeringan. Upaya ini masih terus dilakukan ke depan.
Secara nasional, berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (pusdalops) BNPB terdapat sekitar 105 kabupaten/kota, 715 kecamatan, dan 2.726 kelurahan/desa yang mengalami kekeringan saat ini di Jawa dan Nusa Tenggara.
Sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat terdampak kekeringan sehinga memerlukan bantuan air bersih. Kekeringan juga menyebabkan 56.334 hektar lahan pertanian mengalami dampaknya sehingga 18.516 hektar lahan pertanian gagal panen.