Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI NTB Dorong Pengembangan Konsep Peternakan Terintegrasi

Sektor pertanian dan peternakan merupakan sektor utama penopang perekonomian NTB. Kedua sektor tersebut pun turut andil dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat NTB dan menjaga stabilitas harga pangan.
Ilustrasi peternakan sapi/Antara
Ilustrasi peternakan sapi/Antara

Kabar24.com, MATARAM -- Sektor pertanian dan peternakan merupakan sektor utama penopang perekonomian NTB. Kedua sektor tersebut pun turut andil dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat NTB dan menjaga stabilitas harga pangan.

Guna mengoptimalkan potensi dua sektor tersebut, Bank Indonesia kantor Perwakilan NTB membangun sarana pengolahan limbah ternak di kandang komunal kelompok ternak sapi Ngiring Datu di Dusun Karang Kendal, Desa Genggelang Kabupaten Lombok Utara senilai Rp250 juta.

Pengolahan limbah ternak tersebut menggunakan alat biodigester yang digunakan untuk mengolah limbah ternak bak berupa kotoran padat maupun cair menjadi pupuk untuk sektor pertanian. Bantuan biodigester tersebut terdiri dari bak penampung limbah ternak, pengolahan pupuk padat dan cair, generator alat pembangkit listrik dari biogas kotoran tenak, dan alat pengemasan pupuk biourine.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Prijono mengatakan, dengan dibangunnya biodigester diharapkan mendukung terciptanya peternakan terintegrasi. Limbah ternak yang dihasilkan dapat diolah dan dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian, dan selanjutnya hasil pertanian tersebut dapat kembali dimanfaatkan untuk pakan ternak.

"Konsep tersebut kemudian menciptakan siklus terintegrasi antara pertanian dan peternakan sehingga kelompok diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pertanian dan peternakan secara mandiri," ujar Prijono seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com di Mataram, Senin (4/9/2017).

Selain menciptakan peternakan yang terintegrasi dengan pertanian, biodigester akan meningkatkan perdapatan peternak. Kotoran yang diolah menjadi pupuk dapat dijual ke pasar.

Dengan kapasitas sapi sebanyak 250 ekor, kelompok ternak Ngiring Datu dapat menghasilkan lebih dari 75 ton kotoran sapi perbulan. Kotoran tersebut apabila diolah secara tepat mampu mencukupi kebutuhan pupuk dasar untuk 7,5 hektar tanah pertanian setiap bulannya.

Pupuk yang dihasilkan melalui proses biodigester pun memiliki kualitas yang lebih baik, karena telah melewati proses fermentasi sehingga kandungan nutrisi dapat diserap lebih baik oleh tanaman.

Selain untuk memenuhi kebutuhan pupuk pertanian, hasil olahan limbah dapat pula diolah menjadi sumber energi listrik. Sumber energi terbarukan tersebut dapat digunakan untuk menerangi lingkungan kandang komunal, sehingga kelompok juga mandiri dalam memenuhi pasokan energi listrik.

Bupati Kabupaten Lombok Utara Najmul Akhyar menambahkan bahwa integrasi sektor pertanian dan peternakan ini sangatlah penting untuk mendukung pengembangan pariwisata. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu daerah destinasi wisata Lombok, utamanya destinasi 3 gili.

Tingginya wisatawan yang berkunjung harus diimbangi dengan pasokan bahan pangan yang cukup, sehingga harga komoditas dapat terjaga.

Kelompok Ngiring Datu, yang juga merupakan klaster binaan BI NTB, dipilih menjadi tempat deklarasi karena kelompok tersebut dipandang dapat menjadi percontohan kelompok peternakan rakyat bagi kelompok lainnya di Lombok Utara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper