Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS : Uji Coba Rudal Korut Tindakan Provokatif

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson pada Minggu (27/8/2017) menyebut uji coba rudal terbaru Korea Utara sebagai tindakan provokatif, tapi mengatakan dia masih berharap bisa membujuk Pyongyang untuk berunding.
Rudal Korut/REUTERS-KCNA
Rudal Korut/REUTERS-KCNA

Kabar24.com, WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson pada Minggu (27/8/2017) menyebut uji coba rudal terbaru Korea Utara sebagai "tindakan provokatif", tapi mengatakan dia masih berharap bisa membujuk Pyongyang untuk berunding.

"Penembakan rudal balistik melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," kata Tillerson kepada Fox News Sunday.

"Kami menganggapnya sebagai tindakan provokatif, tindakan provokatif terhadap Amerika Serikat dan para sekutu kita."

Rex menambahkan, "Kami masih menginginkan rezim Kim memahami (ada) jalan berbeda yang bisa dia pilih."

Awal bulan ini Rex mengatakan, pembukaan diplomatik mungkin akan terwujud setelah Korea Utara merespons sanksi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tindakan "pengendalian".

Pada Selasa (22/8/2017), Presiden AS Donald Trump mengatakan, penurunan uji coba rudal Korea Utara sebagai bukti bahwa pemimpin negara tersebut Kim Jong-un "mulai menghormati kita".

Namun, pada Sabtu (26/8/2017), Korea Utara kembali menguji tembak tiga rudal balistik jarak pendek, dengan Kim tampaknya mengabaikan seruan untuk memberikan isyarat kepada Washington bahwa dia serius dengan perlucutan senjata nuklir.

Ketika ditanya apakah dia dan Trump telah terlalu cepat membayangkan Kim mungkin siap melakukan pengekangan, Tillerson mengatakan: "Saya tidak tahu apakah kami salah ... Saya kira akan butuh waktu untuk mengatakan itu."

"Jelas mereka masih masih mengirimi kita pesan juga bahwa mereka todal sepenuhnya siap untuk mundur dari posisi mereka," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

"Kami akan terus melanjutkan upaya penekanan secara damai sebagaimana yang sudah saya gambarkan," katanya.

"Bekerja dengan para sekutu, bekerja dengan China juga, untuk melihat apakah kita bisa membawa rezim di Pyongyang ke meja perundingan, memulai sebuah dialog mengenai masa depan yang berbeda bagi Semenanjung Korea dan bagi Korea Utara."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper