Bisnis.com, JAKARTA - Sewa pemondokan untuk jamaah haji di Madinah dengan sistem blocking time karena sering merepotkan jamaah dan petugas haji agar diubah menjadi sewa per musim.
Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo, mengatakan sistem sewa pemondokan berbasis waktu berdasarkan kedatangan jemaah itu akan efektif jika seluruh sistem dan layanan berjalan lancar dan tepat waktunya.
“Namun, jika masih ada yang tidak tepat, sistem sewa ini justru akan membuat repot jemaah dan petugas,” katanya di Madinah, Minggu (13/8/2017) seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama.
Menurutnya, kasus yang mungkin dapat terjadi adalah akibat perubahan jadwal penerbangan atau ketika di bandara, karena satu dan lain hal, jemaah harus tertunda masuk ke pemondokannya di Madinah.
Akibat tertunda jemaah masuk ke pemondokan, lanjutnya, dapat berpotensi terjadi kesalahpahaman antara pihak pemondokan dan jemaah, yang terkait dengan perhitungan pertama kali jemaah menjalankan Arbain. salat 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi.
“Oleh karena tidak sadar, jemaah sibuk urus koper dulu, bukan Arbain. Sehingga terjadi perbedaan penghitungan kapan Arbain dimulai dan kapan berakhir, antara pemilik pemondokan dan ketua kloter atau ketua rombongan,” tambahnya.
Dia menjelaskan bahwa hal yang demikian itu juga bisa mengganggu proses pemulangan atau pemberangkatan jemaah haji ke Makah.
Amin juga menjelaskan potensi masalah lain yang dapat muncul terutama ketika terjadi pecah kloter yang memang tidak bisa dihindari.
Terkadang 1 kloter terpisah dan menempati pemondokan yang berjauhan. Sebagian di wilayah Syimaliah (utara) dan yang lainnya di wilayah Janubiah (selatan)., yang tentu akan menyulitkan petugas dalam melayani jamaah..
Untuk itu, imbuhnya, mulai tahun depan, sistem sewa pemondokan di Madinah diusulkan agar sistem sewa berbasis waktu sudah diganti dengan bersistem musim, walaupun biayanya lebih mahal, Tetapi ini kan demi untuk kebaikan para jamaah.