Bisnis.com, JAKARTA—Qatar mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas tindakan boikot yang dilakukan oleh Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Hal itu disampaikan oleh Direktur WTO untuk Qatar Ali Alwaleed al-Thani. Qatar dalam hal ini menentang aktivitas boikot ketiga negara tetangganya di Timur Tengah tersebut.
Al-thani menyebutkan, Qatar meminta kepada WTO untuk memfasilitasi proses konsultasi dan negosiasi atas kebijakan tiga negara Teluk Arab tersebut. Dengan pengajuan keluhan oleh Doha ini, secara otomatis akan mengaktifkan tenggat waktu 60 hari kepada Arab Saudi, Bahrain dan UEA untuk menghadapi ancaman tuntutan hukum dri WTO.
"Kami akan meminta dialog untuk negosiasi dan ini adalah bagian dari strategi WTO untuk berbicara dengan anggota terkait sekaligus untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang tindakan ketiga negara itu kepada Qatar," kata al-Thani, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (1/8/2018.
Keluhan Qatar kepada WTO ini merupakan salah satu upaya negara tersebut untuk melepaskan dari embargo dan isolasi ekonomi dari ketiga negara tersebut. Adapun, draft keluhan Qatar terhadap Arab Saudi dan UEA masing-masing mencapai delapan halaman, sementara dokumen untuk Bahrain mencapai enam halaman.
Sebelumnya, Qatar juga mengaku siap mengunakan cadangan dana nasionalnya yang mencapai US$340 miliar, guna mengatasi kebijakan isolasi dari negara-negara Teluk Arab lainnya.
Gubernur Bank Sentral Qatar Sheikh Abdullah Bin Saoud al-Thani mengatakan, otoritasnya memiliki cadangan dana mencapai US$40 miliar yang ditambah oleh kepemilikan emasnya. Adapun Qatar Investment Authority memiliki cadangan dana berupa sovereign wealth fund senilai US$300 miliar yang siap digunakan.
"Hal itu menunjukkan kredibilitas sistem kami, kami memiliki cukup uang untuk bertahan dari berbagai bentuk guncangan," katanya