Kabar24.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berupaya membendung merosotnya dukungan atas pemerintahannya, dengan mengulangi penolakan atas dugaan kronisme dan berkomitmen untuk fokus pada perekonomian negara tersebut.
Dalam sesi dengar parlemen yang dimulai hari ini (Senin, 24/7/2017), Abe menghadapi pertanyaan tentang dugaan kronisme yang melibatkan salah satu teman dekatnya, Kotaro Kake.
Abe diduga melakukan intervensi atas nama pemerintah dalam dibukanya sekolah kedokteran hewan yang notabene dimiliki oleh Kake.
Dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Mainichi akhir pekan lalu, dukungan untuk kabinet Abe pun merosot menjadi 26%, posisi terendah sejak dia menjabat sebagai Perdana Menteri pada tahun 2012.
Adapun jajak pendapat yang dilakukan surat kabar Nikkei menunjukkan turunnya dukungan menjadi 39% atau turun 10 poin persentase dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Abe pun berencana merombak susunan kabinetnya awal bulan depan sebagai upaya untuk meraih kembali dukungan terhadap pemerintahannya dan bertahan dalam posisinya setidaknya hingga pemilihan kepemimpinan partai pada September 2018.
“Ada pepatah bahwa seseorang tidak boleh memberi kesempatan bagi tumbuhnya keraguan. Mengingat permasalahan ini melibatkan seorang teman saya, dapat dipahami apabila orang-orang melihatnya mencurigakan,” ujar Abe di depan parlemen, seperti dikutip dari Bloomberg.
Baca Juga
Seorang anggota partai oposisi kemudian dikabarkan memperlihatkan cetakan foto yang menunjukkan Abe dan Kake mengangkat gelas anggur ke arah kamera. Abe meresponnya dengan mengatakan bahwa keduanya telah berteman sejak masa sekolah dan kadang-kadang menjamu satu sama lainnya.
Namun, Abe menyangkal bahwa Kake pernah memintakan dukungan berdasarkan posisi Abe di pemerintahan sekaligus menyatakan bahwa dia tidak pernah secara pribadi mengeluarkan instruksi mengenai proyek tersebut.
Sementara dukungan untuk partai oposisi utama, Partai Demokrat, telah memudar, Abe menghadapi persaingan dari dalam partainya sendiri, Partai Liberal Demokrat.
Hal ini menimbulkan keraguan mengenai berapa lama pemerintah akan melanjutkan program ekonominya dalam hal pelonggaran moneter, deregulasi, serta upaya untuk memulihkan kesehatan fiskal.
"Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, saya pikir saya harus terus maju dengan tugas saya secara hati-hati dan tulus demi mencapai hasil,” kata Abe. “Perekonomian telah menjadi prioritas utama pemerintah dan adalah tugas kami untuk menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan upah."