Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BULLYING THMARIN CITY: Disdik DKI Kawal Para Siswa Pelaku Hingga Temukan Sekolah Baru

Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melakukan pengawalan guna memastikan kesembilan siswa yang dikeluarkan dari sekolah terkait peristiwa perundungan yang terjadi di Thamrin City pada Jumat 14/7/2019) lalu bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah lain.nn
Ilustrasi/millardk12.org
Ilustrasi/millardk12.org

Kabar24.com, JAKARTA -- Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melakukan pengawalan guna memastikan kesembilan siswa yang dikeluarkan dari sekolah terkait peristiwa perundungan yang terjadi di Thamrin City pada Jumat 14/7/2019) lalu bisa melanjutkan pendidikannya di sekolah lain.

Kesembilan siswa tersebut telah dikembalikan kepada orang tua masing-masing alias dikeluarkan dari sekolah dan dicabut haknya untuk menerima bantuan dana pendidikan melalui Kartu Jakarta Pintar.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengatakan pengawalan ini dilakukan hingga masing-masing siswa bisa diterima di sekolah baru guna menghindari adanya penolakan dari sekolah yang dituju serta melindungi para siswa tersebut.

“Ia [dilakukan pengawalan]. Kita kasih pengantar, bahwa kan pasti ditanya identitasnya itu asal muasalnya dari mana, kan harus dibikinin. Kalau kenapa [pindah sekolah] kan bisa kita jelasin, kalau perlu itu tidak terlalu diekspos,” kata Sopan ketika ditemui di SMP Negeri 273 Jalan Kampung Bali XXV, Jakarta Pusat, Selasa (18/7/2017).

Namun demikian, kesembilan siswa, khususnya yang berasal dari SD dan SMP negeri tidak bisa lagi mendaftar di sekolah negeri lainnya. Pasalnya, kata Sopan, jalur pendaftaran baik untuk murid baru maupun pindahan/mutasi sudah ditutup. Untuk itu, mereka harus mencari sekolah swasta untuk bisa melanjutkan pendidikannya.

“Nah kalau ini, mau masuk sekarang, mutasi ini sudah enggak bisa karena ini sudah ditutup, [untuk sekolah negeri], swasta kan bebas,” paparnya.

Dia kembali menegaskan bahwa sekolah swasta yang dituju para murid ini tidak bisa menolak jika mereka hendak mendaftar kecuali jika kapasitas sekolah sudah tidak memadai.

“Sekolahnya tidak boleh menolak, kalau penuh, dicarikan sekolah lain. Kan begini, kelas ada rasionalitasnya kalau SD berapa, SMP berapa, kalau lebih dari itu kan gak berani,” kata Sopan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper