Kabar24.com, JAKARTA - Marmut Bobak, spesies yang dulu terancam, kini justru mengancam kehidupan peternak di Dataran Tinggi Pamir di bagian barat-laut China, saat hewan pengerat itu hidup makmur dalam upaya pelestarian lokal.
Hewan kecil yang berbulu halus tersebut, yang terutama makan rumput dan menghancurkan lahan rumput serta mempengaruhi peternak di Kabupaten Aketao, Wilayah Otonomi Uygur Xinjiang, kata peternak lokal.
"Mereka kelihatan lucu, tapi mereka sangat membuat kami kesal pada musim dingin," kata peternak Tajidin Ghupur, sebagaimana dikutip Xinhua. Hewan pengerat itu memakan akar rumput dan mengumpulkan tanaman di sarang mereka untuk menangkal hawa dingin.
"Domba dan sapi saya hanya makan daun rumput, yang akan tumbuh lagi. Tapi marmut melahap akar rumput," katanya. "Selama mereka berada di sini, takkan ada makanan yang tersisa buat ternak saya."
Hewan tersebut merusak padang rumput, kata Muhttar, Kepala Pusat Pelestarian Padang Rumput di Kabupaten Aketao. Lembaga pelestarian lokal memperkirakan Marmut Bobak dapat menghancurkan empat sampai lima meter persegi rumput per tahun, sedangkan untuk bisa pulih diperlukan waktu bertahun-tahun.
Marmut Bobak menghuni padang rumput yang luas di Eropa Timur dan Asia Tengah. Di China, habitat spesies tersebut meliputi Pegunungan Tianshan dan Pegunungan Altai di Xinjiang.
Populasi Marmut Bobak liar turun secara drastis pada 1980-an dan 1990-an, saat hewan tersebut diburu oleh warga setempat untuk melindungi padang rumput. Para peternak diberi hadiah lima sampai 10 yuan (0,73 sampai 1,47 dolar AS) untuk satu marmut.
Peternak juga menjual bulu marmut dengan harga tinggi sebab bulu itu bisa digunakan untuk membuat topi serta pakaian.
Spesies tersebut dinilai sebagai "resiko kecil/bergantung atas pelestarian" oleh Uni Internasional bagi Pelestarian Alam (IUCN) pada 1996.
Saat Pemerintah China meningkatkan upaya pelestarian margasatwanya, perburuan marmut dilarang.
"Populasi marmut meningkat 20 sampai 30 persen setiap tahun di Aketao," kata Muhttar.
Kategori spesies itu dinaikkan jadi "tak memprihatinkan" oleh IUCN pada 2008, sebab jumlahnya bertambah dan menjadi stabil.
"Hari ini, hewan pengerat tersebut dapat dilihat di mana-mana di padang rumput, dan sebagian bahkan berani mendekat sampai 20 meter dari tenda peternak," kata Tajidin. "Mereka sudah tidak takut lagi pada manusia, dan berani bermain di luar di bawah sinar Matahari ketika udara hangat."
"Kami tidak tahu harus berbuat apa. Memburu mereka melanggar hukum sekarang. Tapi jika kami tidak membebaskan diri dari mereka, mereka akan memporak-porandakan padang rumput kami dan ternak kami tak bisa bertahan hidup," katanya.
Dulu Hampir Punah, Marmut Bobak Kini Ancam Peternak China
Marmut Bobak, spesies yang dulu terancam, kini justru mengancam kehidupan peternak di Dataran Tinggi Pamir di bagian barat-laut China, saat hewan pengerat itu hidup makmur dalam upaya pelestarian lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

26 menit yang lalu
Sentul City (BKSL) Shares Poised to Sustain Rally

43 menit yang lalu
Ekspansi Bisnis Energi Grup Salim via Gallant Venture di Sekitar Batam
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

46 menit yang lalu
Bos Sritex Iwan Lukminto Ngaku Hanya Tahu Kredit Bank Dipakai untuk Usaha

1 jam yang lalu
Gibran Pantau Cek Kesehatan Gratis Langsung di Blitar
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
