Bisnis.com, MOSKWA--Virus Ransomware berjenis WannaCry menjadi dalang dari serangan di Rusia dan Ukrania.
Group-IB, perusahaan keamanan yang berbasis di Moskwa, menyatakan peretas telah mengeksploitasi sebuah program, yang awalnya dikembangkan oleh Badan Intelejen Amerika Serikat (National Security Agency/NSA), untuk menyebarkan virus Ransomware WannaCry. Virus tersebut mulai merebak sejak awal Mei tahun ini.
Salah satu korban serangan, perusahaan media di Ukraina, Selasa, (27/6/2017), seperti dikutip Reuters, menyatakan komputernya terkunci dan peretas meminta uang tebusan sebesar US$300 dalam bentuk Bitcoin untuk membuka akses dokumen yang terkunci.
"Jika anda melihat kalimat ini, maka dokumen-dokumen anda tidak dapat dibuka karena terenkripsi. Jangan buang waktu anda karena tidak ada seorang pun yang dapat membukanya tanpa bantuan kami," demikian pesan yang tertulis, seperti dikutip dari Channel 24, kantor berita Ukraina.
Pesan yang sama juga muncul di sistem komputer A.P. Moller-Maersk, perusahaan pelayaran yang berbasis di Rotterdam, Belanda.
"Lagi-lagi serangan oleh WannaCry," kata Mikko Hypponen, kepala peneliti F-Secure.