Kabar24.com, JAKARTA — Ketua Unit Khusus Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latief berjanji akan merangkul sebanyak mungkin komunitas dan membuat sosialisasi mengenai Pancasila tidak abstrak.
Usai pelantikan dirinya oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (7/6/2017), Yudi mengemukakan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memberi arahan bahwa sosialisasi Pancasila harus dimasukkan dalam indikator-indikator yang terukur.
"Supaya pembangunan ini berjalan sesuai dengan semangat Pancasila. Jadi jangan sampe di level yang abstrak teoritis, tapi harus lebih menukik, sehingga kita harus membentuk indikator bagaimana Pancasila itu dilaksanakan di dalam berbagai level dan bidang pembangunan," ujarnya.
Yudi Latief sendiri dikenal sebagai pemikir tulen dan pernah menulis buku bertajuk 'Negara Pancasila: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila' pada 2011 setebal 677 halaman.
Dia menambahkan, sekalipun unit ini adalah institusi negara, namum dia menjamin lembaga yang dipimpinnya ini akan mengundang peran komunitas secara lebih banyak dan luas, serta meminta berbagai komunitas untuk terlibat.
"Makanya kan dewan pengaruhnya melibatkan tokoh-tokoh komunitas. Berikutnya, perpres memandatkan untuk meninjau sistem pengajaran pancasila di sekolah, barangkali itu. Ketiga harus masuk ke tingkat indikator, paling tidak itu jadi pertimbangan."
Selain Yudi, Kepala Negara juga melantik sembilan orang anggota Dewan Pengarah. Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Dewan Pengarah UKP-PIP dan tokoh Hindu Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya sebagai sekretaris.
Enam orang lainnya adalah Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Syafii Maarif, Rais Am Syuriah PB Nahdlatul Ulama yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin, mantan Ketua Hakim Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua PBNU Said Aqil Siradj, pemikir dan tokoh Kristen Pdt. AA Yewangoe dan Chairman Garuda Food Sudhamek AWS.