Kabar24.com, JAKARTA - Berbagai kondisi membuat ratusan juta anak di dunia tak bisa mengecap kebahagiaan masa kanak-kanak.
Berdasarkan survei lembaga nirlaba Save The Children dan dimuat dalam laporan Stolen Childhoods 2017, sekitar 700 juta anak di dunia mengalami atau terancam kehilangan masa kecil .
"Kesehatan yang buruk, konflik, kekerasan ekstrem, pernikahan anak, awal kehamilan, kurang gizi, tereksklusi dari pendidikan dan menjadi pekerja anak berarti masa kanak-kanak mereka berakhir terlalu cepat," kata Ketua Pengurus Yayasan Sayangi Tunas Cilik Selina Sumbung, sebagai mitra implementasi Save the Children di Indonesia melalui siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (6/6/2017).
Laporan tersebut membandingkan data dari 172 negara dan menilai di negara mana anak-anak paling banyak dan paling sedikit kehilangan masa kecilnya.
Hasilnya Norwegia, Slovenia, Finlandia, Belanda, Swedia, Portugal, Irlandia, Islandia, Italia adalah negara yang berada di peringkat teratas.
Sementara negara-negara yang menempati urutan 10 terbawah berasal dari benua Afrika, antara lain Guinea, Seirra Leone, Burkina Faso, Sudan Selatan, Chad, Somalia, Republik Afrika Tengah, Mali, Angola dan Nigeria.
Baca Juga
Anak-anak yang berada di negara 10 peringkat terbawah memiliki kemungkinan paling kecil untuk sepenuhnya mengalami masa kanak-kanak.
Meskipun tantangan untuk masa kanak-kanak paling terasa di Afrika Barat dan Tengah, negara-negara tersebut sebenarnya telah memiliki beberapa kemajuan.
Misalnya, di kawasan tersebut telah mengurangi angka kematian balita setengahnya sejak 1990.