Pengaruh
Marcelle Wahba, mantan duta besar AS untuk UEA dan presiden lembaga think tank Arab Gulf States Institute in Washington, menyatakan bahwa AS punya pengaruh, tetapi akan menggunakan pengaruh itu secara diam-diam.
"AS siap mengambil tanggung jawab. Bagaimana kami melakukannya? Saya kira hal itu akan dilakukan diam-diam dan dengan bermain di belakang layar," kata dia seperti dikutip Reuters. "Saya meragukan kami akan diam saja hingga krisis itu menjadi lebih serius."
Keputusan Qatar mendukung para islamis bermula dari keputusan ayahanda penguasa Qatar sekarang guna mengakhiri tradisi deteren otomatis dengan Saudi yang merupakan kekuatan dominan di Arab Teluk, selain untuk memperluas sebanyak mungkin sekutu.
Sejak lama Qatar menempatkan dirinya sebagai mediator dan power broker untuk banyak sengketa di Timur Tengah. Tetapi, Mesir dan negara-negara Arab Teluk tidak suka atas dukungan Qatar terhadap para islamis, khususnya Ikhwanul Muslimin yang mereka anggap musuh politik.
"Kita bekerja sama dengan semua mitra kita dalam menemukan cara untuk merukunkan kembali kesatuan GCC demi mendukung keamanan kawasan," kata seorang pejabat AS lainnya, karena kesatuan ini sangat penting bagi kelanjutan perang melawan terorisme dan ideologi ekstremis.