Bisnis.com, JAKARTA – Kemenangan Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden Prancis tak terlepas dari dukungan istrinya, Brigitte Trogneux (64 tahun) yang membimbing,menjadi mentor, dan menasihatinya selama masa kampanye.
Awal pertemuan keduanya adalah saat Brigitte Trogneux menjadi guru drama Macron di sekolah pada usia 15 tahun di sebuah sekolah di Prancis.
Dari situ, hubungan mereka berkembang walaupun Trogneux masih berstatus sebagai istri dan ibu dari tiga orang anak, walau pada akhirnya ia bercerai dengan suaminya dan menikah dengan Macron tahun 2007 silam.
Seperti dilansir Telegraph.co.uk, Macron, yang terpaut usia 24 tahun dari Trogneux, kerap menyebut istrinya sebagai sosok intelektual dan sumber kepercayaan dirinya. Macron juga mengatakan dia dapat memimpin Prancis dengan lebih baik jika dirinya bahagia, dan Trogneux adalah sumber kebahagiaannya.
Trogneux akan menjadi ibu Negara dan akan mengambil peran kuat sebagai pendamping Macron.Namun, ia tidak akan memberikan posisi dalam pemerintahan kepada Trogneux.
Selama kampanye, Macron mengatakan bahwa dia ingin menempatkan Trogneux sebagai Ibu Negara, meskipun posisi tersebut merupakan status tidak resmi.
Baca Juga
“Saya juga berjanji akan memberikan satu staff untuknya, serta memberi tanggung jawab yang harus diemban, tetapi tanpa digaji,” ujarnya selama masa kampanye.
Hal ini karena Macron belajar dari kejatuhan mantan calon presiden konservatif François Fillonatas tuduhan bahwa dia memberi istrinya "pekerjaan fiktif" sebagai penasihat parlementernya,
Minat utama Brigitte Macron diharapkan bisa menjadi pendidikan dan bekerja untuk anak-anak yang kurang beruntung dan autis.