Kabar24.com, JAKARTA — Sambil menunggu hasil akhir hitung cepat (quick count) pada sore tadi, Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut menebak hasil akhir pertarungan calon pemimpin DKI Jakarta antara Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Hal tersebut dia lontarkan usai mengajak wartawan menonton quick count Pilkada DKI Jakarta di pendopo rumah dinasnya, di Jalan Diponogoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Kalla menebak bahwa Anies-Sandi akan menang atas Ahok-Djarot dalam mayoritas lembaga survei yang menyelenggarakan quick count dengan capaian persentase 56%.
Ternyata, di beberapa lembaga survei, hasil pasangan Anies-Sandi melebihi itu. Beberapa lembaga survei yang sudah menyelesaikan hasil perhitungan dengan sample masuk 100% yaitu Litbang Kompas, dengan capaian 42% untuk Ahok-Djarot dan 58% untuk Anies Sandi.
Hasil Lembaga Survei Charta Politica juga tidak berbeda jauh, yakni 42,2% untuk Ahok-Djarot dan 57,8% untuk Anies-Sandi.
Kalla berujar bahwa tebakannya tidak sejitu perkiraan Juru bicara Wakil Presiden Hussain Abdullah atau yang sering dipanggil Uceng, yang menebak persentase suara Anies-Sandi mencapai 58%.
"Yang paling mendekati ini Uceng ini, dia sebut 58%, paling mendekati," katanya, di Rumah Dinas Wapres, Rabu (19/4/2017).
Wapres mengatakan tebak-tebakan itu dilakukan hanya untuk menunggu hasil akhir yang dinanti oleh masyarakat, utamanya penduduk Jakarta.
Kendati belum diumumkan secara resmi, Kalla memperkirakan hasil akhir KPU kemungkinan besar tidak akan berbeda jauh dengan hasil mayoritas quick count. Pasalnya, selisih antarpasangan dalam banyak quick count terlampau jauh, atau tidak dekat dengan batas margin error yang kurang lebih 2%-3%.
"Jadi kalau pun dikatakan kemungkinan besar, saya tidak katakan pasti ya, bahwa ini Anies-Sandi dapat dikatakan memimpin Jakarta yang akan datang," katanya.
Dengan berakhirnya pelaksanaan Pilkada dia berharap semua masyarakat dapat kembali bersatu.
Dia juga mengimbau agar pemimpin yang menang agar tidak terbuai euforia. Namun tetap menghargai kompetitor yang kalah. Sebaliknya, pasangan yang kalah diharapkan dapat menghormati keputusan hasil akhir yang akan diresmikan oleh KPU bulan depan.
"Ya kita sudah biasa alami, tiap pilkada sudah biasa ada polarisasi. Tapi kalau sudah ada hasil itu langsung bersatu."