Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Payungi Raja Salman, Jokowi: Itu Guyon

Jokowi mengingatkan pentingnya perbaikan peringkat dalam kemudahan berusaha dan adanya kepastian hukum karena hal ini sangat berpengaruh bagi para investor dalam menanamkan modal.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (kedua kiri) berjalan di bawah payung saat memasuki Istana Bogor, Kota Bogor, Rabu (1/3)./Reuters-Achmad Ibrahim
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud (kedua kiri) berjalan di bawah payung saat memasuki Istana Bogor, Kota Bogor, Rabu (1/3)./Reuters-Achmad Ibrahim

Kabar24.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengingatkan pentingnya perbaikan peringkat dalam kemudahan berusaha dan adanya kepastian hukum karena hal ini sangat berpengaruh bagi para investor dalam menanamkan modal.

Setelah meresmikan Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari di Jakarta, Sabtu (15/4/2017), Presiden menyampaikan kepada wartawan bahwa apa yang disampaikannya di Pondok Buntet Pesantren dalam suasana akrab dan cair.

"Kita sampaikan dalam forum yang santai dan cair guyonan," ujar Presiden.

Namun, Presiden mengakui bahwa besarnya investasi Arab Saudi di Tiongkok akan menjadi bahan evaluasi jajarannya.

"Harus jadi introspeksi kita, jadi koreksi kita. Mengapa kita tidak bisa meraih dengan jumlah lebih," kata Kepala Negara menjelaskan.

Sebelumnya saat berbicara di Pondok Buntet Pesantren Cirebon beberapa hari yang lalu, Presiden menyampaikan bahwa investasi Arab Saudi di Tiongkok jauh lebih besar dibandingkan investasi Arab Saudi di Indonesia.

"Yang saya sedikit, ini hanya sedikit, agak kecewa, investasi yang diberikan oleh Saudi Rp89 triliun memang besar sekali, saat itu saya kaget. Tapi saya lebih kaget saat beliau ke Tiongkok, ke China, beliau tanda tangan Rp870 triliun," ucap Presiden di Pondok Buntet Pesantren Cirebon.

Beberapa penyebab tertariknya investor menanamkan modalnya di negara lain disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya peringkat negara lain yang lebih dibandingkan Indonesia dalam peringkat kemudahan berusaha.

Pasalnya Indonesia masih berada di peringkat 91.

"Kemudian masalah kepastian hukum yang mungkin mesti masih diperbaiki. Hal-hal yang seperti ini saya kira [merupakan] kritik dan introspeksi untuk diri kita sendiri," ucap Presiden.

Presiden meyakini jika iklim kemudahan berinvestasi semakin baik maka semakin banyak investor yang menanamkan modalnya di tanah air.

"Kalau ada keyakinan pasti akan lebih [besar investasi] di tempat kita dibanding negara lain," ujar Presiden.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper