Kabar24.com, JAKARTA—Pusat komando gabungan yang terdiri dari pasukan Rusia, Iran dan sejumlah kelompoak milisi pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad menyatakan serangan AS pada pada pangkalan udara negara itu telah melampaui batas “garis merah" sehingga akan memicu serangan balik dan meningkatkan dukungan pada sekutu mereka.
AS menembakkan belasan rudal ke pangkalan udara Suriah Jumat lalu setelah pemerintah negara itu menuding adanya serangan kimia oleh pasukan pemerintah Suriah awal pekan lalu. Akibatnya, AS melancarkan serangan sehingga memicu kritikan dari sekutu Assad termasuk Russia dan Iran.
"Apa yang dilakukan oleh AS di Suriah telah melampaui batas garis merah. Mulai hari ini kami akan membalas setiap agresi atau setiap pelanggaran batas dan AS tahu kami mampu membalasnya,” menurut pernyataan pusat komando itu melalui media Ilam al Harbi sebagaimana dikutip Reuters, Senin (10/4/2017).
Menlu AS Rex Tillerson menyalahkan Rusia yang tidak berperan mencegah serangan kimia. Menurutnya Moskow gagal menjalankan kesepakatan pada 2013 untuk mengamankan dan menghancurkan senjata kimia milik Suriah.
Dia mengatakan bahwa AS berharap Rusia berpikir ulang untuk beraliansi dengan Suriah karena setiap serangan yang dilakukan Suriah juga akan membuat Rusia ikut bertanggung jawab kalau tidak mengantisipasinya.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa serangan AS terhadap Suriah tidak bisa dibenarkan dan telah melanggar hukum internasional.
Kedua pemimpin juga mengimbau dilakukannya investigasi yang objektif untuk menyelidiki insiden serangan senjata kimia di Idlib, Suriah. Mereka juga menyatakan siap untuk membantu memerangai kelompm teroris, menurut pihak Kremlin.