Kabar24.com, JAKARTA - Beberapa orang Irak di Kota Hammam al-Alil ramai-ramai mendatangi sebuah spa untuk dipijat atau mandi lumpur atas bahkan untuk relaksasi di bawah mentari pagi di tepi Sungai Tigris. Yang lainnya antri makanan atau air bersih.
Hammam al-Alil, kota di selatan Mosul yang pernah terkenal di seantero Irak berkat terapi air panasnya, telah kembali ke kehidupan semulanya setelah operasi militer pimpinan AS berhasil merebut kembali kota ini dari cengkeraman ISIS. Segera setelah itu spa pun dibuka lagi di sini.
Oasis nyaman itu kembali hidup kendati di tengah kamp pengungsi yang menampung lebih dari 30.000 orang yang terusir dari Mosul menyusul operasi mengusir ISIS dari benteng besar terakhir kelompok militan ini di Irak.
Penduduk kembali mendatangi spa ini sejak ISIS diusir dari kota ini awal November silam yang mengakhiri masa-masa ketika pria yang mau mandi di spa tidak boleh bertelanjang dada, melainkan harus memakai handuk selutut.
"Jika Anda hanya berenang, Daesh (ISIS) akan mencambukmu," kata Wael Abdullah (12)
"Hisbah (polisi syariah) akan memeriksa orang-orang, apakah sudah mengenakan pakaian yang tepat," kata dia tentang polisi syariah ISIS yang tugasnya mengawasi apa saja, dari janggut sampai jilbab.
Baca Juga
Di seberang jalan ada sebuah kolam renang dalam ruangan di mana penduduk setempat dan tentara beristirahat sembari dipijat.
Spa itu telah menjadi magnet untuk para turis kaya dan para pasien rematik namun meredup jauh sebelum ISIS tiba di kota ini pada 2014.
"Dulu kami dapat pengunjung dari Baghdad, dari selatan, dan bahkan dari Teluk, Kuwait, Arab Saudi," kata Latif Mohammed yang digaji untuk mengelola spa itu dengan bayaran 10.000 dinar Iran per hari. "Spa ini dibangun pada 1980-an."
Hotel elegan di spa itu kini hancur lebur dibom karena digunakan sebagai tempat bernaung ISIS.
Senin lalu spa ini dibuka hanya untuk siang hari karena ada rumor ISIS akan menyerang, demikian Reuters.