Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana membangun rumah sementara untuk para pengungsi korban bencana tanah longsor di Ponorogo dalam waktu dekat.
Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan pemprov memberikan perhatian khusus pada para korban bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.
“Sebagai solusi nanti akan dibangun rumah sementara, sambil menunggu persiapan relokasi. Rumah sementara dibuat dengan tipe sangat sederhana agar pengungsi bisa tetap berkumpul dengan keluarga,” katanya dalam situs resmi Pemprov Jatim, Senin (3/4/2017).
Soekarwo menuturkan dia sudah meminta Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk menyiapkan tanah untuk pembangunan rumah sementara. Namun apabila tidak ada, dia mengusulkan menyewa tanah warga di sekitar lokasi tanah longsor. Sejumlah bantuan dan fasilitas yang layak diharapkan bisa meringankan beban pengungsi.
Terkait anggaran, Pakde Karwo, sapaan akrabnya, menjelaskan belum bisa memastikan karena hingga saat ini pihaknya masih melakukan penghitungan.
Namun, dia memastikan Pemprov Jatim dan Pemkab Ponorogo akan terus berkoordinasi terkait bantuan yang akan diberikan pada korban meninggal dan pengungsi.
Lebih lanjut, dia menyatakan bencana tanah longsor yang melanda Desa Banaran Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, ternyata sudah dideteksi sejak pertengahan Maret 2017. Tepatnya seminggu sebelum terjadinya longsor, warga melihat tanah di kawasan tersebut terjadi penurunan sekitar 15 cm dan sedikit demi sedikit mulai retak.
Sejak tanda-tanda tersebut, warga diminta untuk waspada dan terus memantau pergerakan tanah. Warga bahkan sudah mengungsi di Kantor Kepala Desa, namun sebagian warga kembali ke rumah pada Sabtu (1/4/2017) pagi untuk memanen Jahe di kebunnya masing-masing yang berada tak jauh dari pemukiman mereka.
Namun naas, sekitar pukul delapan Sabtu (1/4/2017) pagi, bencana longsor itu datang. Tanah bergemuruh dan runtuh, menimbun warga yang tengah beraktifitas di perkebunan serta menghancurkan pemukiman warga.
Hingga saat ini, tim gabungan TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana dan masyarakat terus melakukan pencarian sebanyak 26 orang yang dinyatakan hilang. Ketebalan tanah mencapai 17 meter dan medan yang miring menyulitkan eskavator menggali material tanah. Sebelumnya, proses pencarian korban hilang dengan cara menggali material tanah longsor secara manual.