Bisnis.com, JAKARTA—Pembangunan rumah susun (rusun) yang terintegrasi dengan pasar diharapkan bisa lebih banyak lagi.
Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengatakan, masih banyak pasar-pasar di Ibukota yang memiliki lahan cukup luas. Sehingga bisa diintegrasikan dengan rusun di atasnya.
"Aset-aset daerah khususnya milik PD Pasar Jaya kan besar sekali, bisa saja diintegrasikan dengan rusun di atasnya. Itu juga mengatasi permasalahan kekurangan lahan," katanya melalui keterangan resminya Sabtu (1/4)
Saat ini, ada dua lokasi pasar tradisional yang sedang dibangun terintegrasi dengan rusun. Keduanya yakni di Pasar Rumput dan Pasar Minggu. Pembangunan keduanya dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut Prasetio, masih ada beberapa lokasi pasar yang cocok untuk dibangun terintegrasi. Pihaknya bersama dengan Pemprov DKI Jakarta terus membahas mengenai pengembangan lokasi ini.
Dia pun meminta program yang sudah disosialisasikan ke masyarakat Ibukota segera dijalankan.
"Kita minta dilaksanakan karena kebutuhan rusun cukup tinggi," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan rumah susun di Pasar Minggu yang dibangun bekerja sama dengan Kementerian PUPR ini akan ekuivalen dengan pembangunan rumah susun di Pasar Rumput, Setia Budi, Jakarta Selatan. Menurut Saefullah, selama ini konsep rusun hanya dilengkapi lahan parkir, tapi kali ini akan ditambah pasar dan pertokoan.
"Kalaupun ada (pedagang), hanya kaki lima internal mereka. Kalau (rusun) ini betul-betul ada pasar sehingga tidak ada alasan lagi penghuni tidak bekerja," ujar Saefullah.
Menurut Saefullah, pembangunan pasar di kawasan rumah susun bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat yang direlokasi, yang disinyalir banyak yang tidak taat membayar sewa karena tidak ada penghasilan. Namun, dengan konsep yang akan diterapkan ini, Saefullah mengatakan alasan tersebut bisa ditepis.
Selama ini, warga DKI Jakarta yang dipindahkan ke rumah susun selalu mengeluh kehilangan pekerjaan karena jauh dari tempat tinggalnya yang lama. Menurut Saefullah, setidaknya 6-18 persen penghuni rumah susun tidak bekerja. Kebanyakan dari mereka bahkan masih masuk usia produktif.