Bisnis.com, SYDNEY – Hubungan militer antara Indonesia dan Australia telah dipulihkan seperti sediakala setelah sempat merenggang pada awal tahun.
Konflik militer pada Januari lalu itu disebabkan adanya temuan bahan ajar yang dianggap menghina Indonesia di markas militer Australia.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull membuat pengumuman tersebut bersama Presiden Indonesia Joko Widodo, yang tiba di Australia pada Sabtu (25/02/2017) dalam kunjungan pertamanya sebagai presiden.
"Presiden Widodo dan saya telah sepakat terkait pemulihan penuh kerja sama, pertukaran pelatihan, dan kegiatan di bidang pertahanan," kata Turnbull pada konferensi pers di Sydney, seperti dikutip Reuters, Minggu (26/02/2017).
Kunjungan Joko Widodo ke Australia terjadi kurang dari dua bulan setelah hubungan militer antara kedua negara dihentikan, suatu peristiwa yang memicu pertikaian diplomatik kecil dan menyebabkan permintaan maaf dari panglima militer Australia pada bulan Februari.
Kerja sama militer antara kedua negara telah berkisar dari pelatihan bersama dan kerja sama melawan terorisme untuk perlindungan perbatasan.
Indonesia dan Australia memiliki sejarah hubungan yang pasang surut, namun baik Turnbull maupun Jokowi menekankan komitmen mereka untuk membangun hubungan yang kuat.
"Hubungan yang kuat dapat terjadi bila kedua negara menghormati integritas wilayah masing-masing, non-interferensi dalam urusan dalam negeri masing-masing, dan mampu mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan," kata Jokowi.
Fokus utama dari kunjungan Jokowi ini adalah keamanan dan isu-isu ekonomi, termasuk finalisasi kesepakatan perdagangan bebas bilateral pada akhir tahun ini, pembicaraan yang menyentuh pada pariwisata, keamanan cyber, dan hubungan sosial.