Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saat Harga Wine Nyaris Setara Emas

Di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda dunia, wine muncul sebagai salah satu instrumen investasi yang hampir setara dengan emas dan menarik perhatian investor.
Anggur merah/Istimewa
Anggur merah/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi yang melanda dunia, wine muncul sebagai salah satu instrumen investasi yang hampir setara dengan emas dan menarik perhatian investor.

Harga wine telah naik ke tingkat tertingginya sejak Oktober 2011, akibat meningkatnya aktivitas para spekulan. Sentimen ketidakpastian ekonomi yang berasal dari fenomena Brexit dan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS menjadi alasan para investor mengalihkan dananya ke instrumen yang aman, seperti wine.

“Kondisi ekonomi makro terbaru, pasokan yang masih terbatas dan permintaan yang kuat, terus mendorong wine menjadi instrumen yang menguntungkan,” kata Chris Smith, manajer investasi di Wine Investment Fund Ltd., seperti dikutip dari Blomberg Jumat (17/2/2017).

Adapun, menurutnya, harga wine saat ini dinilai masih terjangkau. Pelemahan pound sterling akan membantu membuat harga minyak untuk kontrak dalam bentuk pound sterling akan terlihat lebih murah bagi investor luar Inggris.

Di sisi lain, para investor China juga telah kembali ke pasar global untuk mencari investasi pada wine, setelah mengalami penurunan harga parah pada 2010 akibat kelebihan pasokan di pasar. Impor wine ke China melonjak 21%  menjadi US$1,66 miliardalam sembilan bulan pertama pada 2016, menurut China Association for Imports & Export of Wines & Spirits

The Live-ex 100 Benchmark Fine Wine Index tercatat terus menguat selama 14 bulan terakhir, dan menjadikan penguatan beruntun terlama sejak Jui 2010.

Indeks tersebut tercatat telah naik 25% pada tahun lalu, dan mengalahkan rekor kenaikan sebesar 19% yang dibuat oleh FTSE 100 Index, yang notabene merupakan indeks utama di bursa saham terbesar di Inggris yakni London Stock Exchange.

Namun demikian, Kepala Analis Pasar HSBC Holdings Plc Charles Button menilai, investasi pada produk tersebut relatif dikuasai oleh investor yang berpengalaman. Pasalnya, tidak semua jenis produk wine terbuka untuk investor ritel.

“Cukup banyak wine fund yang memiliki  ukuran kecil, sehinga relatif sulit untuk mendorong likuiditasnya. Investasi pada produk ini juga memiliki rentang pengembalian yang relatif lama,” kata Button, seperti dikutip dari Blomberg Jumat (17/2/2017).

Wine juga bukanlah instrumen investasi yang sangat aman. Tercatat Vintage Wine Fund yang berbasis di Kepulauan Cayman terpaksa ditutup pada 2013 setelah mengalami kinerja yang buruk.

Setahun kemudian, Noble Crus Wine Fund juga ditutup karena adanya praktek korupsi di tubuh pengelolanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper