Kabar24.com, BANDUNG - Untuk mengantisipasi kemacetan di akses jalan menuju objek pariwisata di Bandung Selatan pasca terbangunnya Jalan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja), Pemkab Bandung akan membangun jalan penghubung Pasir Jambu-Pangalengan.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengatakan, untuk menyelesaikan akses jalan tersebut, pihaknya telah mengalokasikan anggaran Rp16,5 miliar. Jalan tersebutpun akan membuka akses ke Ciwidey dan Cianjur Selatan.
"Kamipun berupaya membangun jalan Gambung-Cileunca untuk pelarian jalur Ciwidey," kata Dadang Naser, kepada wartawan, Jumat (10/2/2017).
Menurut Dadang Naser, jalan Soreang-Ciwidey-Rancabali dijanjikan Pemerintah Pusat untuk dilebarkan sampai 7 meter, dengan berkoordinasi dengan Perum Perhutani dan PTPN VIII selaku pemilik sebagian besar tanah di kawasan pegunungan tersebut.
Untuk jalan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, termasuk DPR RI, juga Pemerintah Provinsi Jabar. Pemerintah pusat, diklaim memiliki political will untuk membantu perepatan pembangunan Kota Soreang.
"Kami harapkan juga para investor untuk ikut membangun akses-aksesnya," katanya.
Penuntasan jalan penghubung Gambung di Pasirjambu dengan kawasan Situ Cileunca di Pangalengan mencapai 15 kilometer dan ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa menambahkan, sebenarnya akses jalan tersebut sudah tersedia, tapi dalam kondisi rusak. Untuk itu, perbaikan jalan pun harus dilakukan berkesinambungan dengan perbaikan saluran drainase.
"Jalan ini sudah ada sejak zaman Belanda, dan sudah ditingkatkan statusnya menjadi jalan kabupaten. Butuh perbaikan dengan perencanaan yang matang, terutama karena jalan ini di tengah hutan dan memiliki beberapa jalur air," kata Zeis.
Kondisi jalan yang akan jarang terkena sinar matahari akibat rimbunan pepohonan ini, katanya, lebih cocok dibangun menggunakan beton. Ditambah perbaikan saluran drainasenya, jalan beton ini akan lebih awet dibandingkan menggunakan hotmiks atau aspal.
Jalan tersebut, katanya, butuh pelebaran di beberapa titik, terutama bagian jembatan dan tikungan. Sedangkan jalan yang telah ada hanya memiliki lebar sekitar 3,5 meter. Hal ini dinilai akan menyulitkan lalu lintas dari dua arah, terutama jika dilalui bus dan untuk manuver bus.
Karenanya, Pemerintah Kabupaten Bandung berencana melebarkannya hingga dapat dilalui bus. Pelebaran jalan ini membutuhkan koordinasi dengan Perum Perhutani dan masyarakat pemilik lahan. Diharapkan, koordinasi pembebasan lahan berjalan lancar sehingga pelebaran jalan dapat dilakukan.
"Kita berorientasi pembangunan untuk memantapkan infrastruktur. Jalan ini dapat membuka aksesibilitas baru warga dari Gambung ke Cileunca. Tujuannya untuk mendukung aktivitas masyarakat, terutama jalur wisata Ciwidey dengan Pangalengan," kata Zeis.
Pembangunan infrastruktur yang baik, katanya, dapat menunjang atau meningkatkan aktivitas pariwisata. Kawasan Ciwidey, Pasirjambu, dan Rancabali, yang selama ini memiliki kunjungan wisata yang sangat tinggi, diharapkan menjadi merata sampai ke Pangalengan melalui pembangunan jalan Gambung-Cileunca tersebut