Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Laut China Selatan, Media China Kecam AS

Media milik Pemerintah China mengecam kebijakan Donald Trump yang disampaikan oleh calon Menteri Luar Negeri Rex Tillerson Rabu (11/1/2017) lalu, terkait penutupan akses China di Laut China Selatan
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./.Reuters
Aktivitas kapal milik China di sekitar pulau karang Laut China Selatan./.Reuters

Bisnis.com, BEIJING— Media milik Pemerintah China mengecam kebijakan Donald Trump yang disampaikan oleh calon Menteri Luar Negeri Rex Tillerson Rabu (11/1/2017) lalu, terkait penutupan akses China di Laut China Selatan.

Global Times yang dikendalikan oleh Partai Komunis dan China Daily menjadi dua media yang cukup keras mengecam pernyataan Tillerson. Dalam kolom editorialnya, kedua media tersebut menyatakan kebijakan baru AS di bawah Trump tersebut sebagai suatu kesalahan.

“Kecuali Washington berencana mengobarkan perang skala besar di Laut China Selatan. Kami melihat rencana sepihak mereka membatasi China di kawasan tersebut adalah tindakan bodoh,” tulis Global Times, Sabtu (14/1/2017) seperti dikutpi dari Bloomberg.

Adapun China Daily melihat, ungkapan Tillerson itu sebagai sikap sentimen yang kecil dari AS. Media ini melihat kebijakan itu cukup memalukan karena cenderung mengibarkan semangat permusuhan dengan Beijing yang ditutup-tutupi.

Seperti diketahui dalam pidatonya dihadapan Senat AS pada Rabu lalu, Tillerson mengatakan bahwa China seharusnya tak memiliki akses untuk masuk ke daerah sengketa di Laut China Selatan. Sebab, selama ini Negeri Panda itu terus membangun pulau di perairan yang disengketakan dengan Malaysia, Vietnam, Filipina dan Taiwan.

“Pembuatan pulau buatan di Laut China Selatan harus dihentikan dan akses mereka ke daerah itu harus ditutup,” ujar mantan CEO Exxon Mobil Corp tersebut.

Meskipun demikian, Tillerson tidak menjabarkan secara gamblang apa saja strategi yang digunakan untuk membatasi akses China di kawasan itu. Dia hanya menegaskan bahwa AS harus melindungi sekutu utamaya di kawasan itu dan melindungi Laut China Selatan dari dominasi Beijing.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper