Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blok East Natuna, Presiden Ingin Indonesia Dapat Untung Besar

Presiden Joko Widodo ingin Indonesia mendulang keuntungan besar dari Blok East Natuna.
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang membahas program-program di tahun 2017 di Ruang Garuda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1). /Antara
Presiden Joko Widodo memberikan arahan saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna yang membahas program-program di tahun 2017 di Ruang Garuda Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo ingin Indonesia mendulang keuntungan besar dari Blok East Natuna.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan hal tersebut usai rapat dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri, di Istana Merdeka, Rabu (11/1/2017).

Selain mempersiapkan bahasan sejumlah proyek dalam kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akhir pekan ini, presiden dan menteri membahas soal Blok East Natuna.

Menurut Luhut, pemerintah ingin menyelesaikan masalah yang terjadi di masa lalu, salah satunya Blok East Natuna. Dari kontrak proyek yang berlokasi di Kepulauan Riau itu, dia menilai Indonesia tidak mendapat keuntungan apa pun, sedangkan Exxon mendulang keuntungan penuh.

"Pembagian keuntungan itu Indonesia dapat 0%, Exxon dapat 100%. Kami stop itu, alihkan ke Pertamina. Pertamina sekarang negosiasi B-to-B dengan Exxon. Mesti Indonesia kebagian dong. Presiden selalu ingin republik lebih besar," kata Luhut, Rabu (11/1/2017).

Konsorsium Blok East Natuna dipimpin PT Pertamina (Persero) , beranggotakan ExxonMobil dan PTT EP Thailand. Sampai saat ini konsorsium belum dapat melakukan kegiatan untuk mengembangkan struktur minyak karena perlu kajian lebih lanjut.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, Blok East Natuna menyimpan potensi sebesar 222 trilion cubic feet (Tcf). Hanya 46 Tcf gas di antaranya yang bisa diproduksi karena sekitar 72% komposisi adalah karbondioksida. Adapun, untuk minyak, terdapat potensi produksi sebesar 15.000 barel per hari (bph).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper